Manajemen Perubahan Strategik Dalam Perdagangan Sapi Hidup Di Pt. Santosa Agrindo
Abstract
PT. Santosa Agrindo (SANTORI) merupakan salah satu importir sapi
hidup yang memiliki tempat penggemukan sapi (feedlot), fasilitas pembibitan
(breedlot), rumah potong hewan (RPH) milik sendiri dan mitra ekternal RPH yang
tersebar di JABODETABEK dan Sumatera. Perusahaan juga memelihara dan
mengembangkan sapi lokal dan dapat melakukan pemotongan sapi lokal di semua
RPH-nya. Perusahaan terus mengalami penurunan keuntungan sejak tahun 2010
hingga awal tahun 2012 karena adanya pembatasan kuota sapi bakalan impor,
keterbatasan jumlah sapi bakalan lokal unggul dan keterbatasan jumlah sapi lokal
siap potong. Selain itu adanya realisasi kebijakan impor daging sapi yang
melebihi kuota mengganggu kestabilan harga daging sapi di pasar sehingga kalah
bersaing dengan daging sapi impor. Kerugian dari perusahaan makin besar ketika
Pemerintah Australia beberapa bulan lalu memberlakukan larangan impor sapi
hidup. Terlepas dari hal tersebut, ada kecenderungan peningkatan konsumsi
daging sapi penduduk Indonesia dan bahwa aspek kesejahteraan hewan akan
menjadi salah satu atribut kualitas daging sapi di masa mendatang.
Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis faktor-faktor pendorong
internal dan eksternal (driving forces) yang mempengaruhi perubahan perusahaan
dan dampaknya terhadap perubahan perusahaan dan mitranya; menyusun rumusan
tujuan dan sasaran perubahan perusahaan dan mitranya; merumuskan strategi
perusahaan dan mitranya dalam menghadapi resistensi; dan menyusun rumusan
program perubahan perusahaan dan mitranya. Berdasarkan hal tersebut maka
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan manajemen perubahan
strategik perusahaan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan semi
kuantitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari laporan kunjungan/audit, kuesioner, wawancara melalui
telp, email, tinjauan dokumen saat kunjungan dan FGD (focus group discussion),
sedangkan data sekunder diperoleh dari studi pustaka berbagai sumber yang
relevan, peninjauan berbagai dokumen internal seperti manual, dan SOP (standard
operating procedure). Teknik pengambilan contoh dilakukan dengan cara sengaja
(purposive sampling). Penelitian ini dilakukan dalam tahapan sebagai berikut: (a)
input data menggunakan analisis sumber kekuatan pengarah perubahan (driving
forces) dan analisis struktur industri; (b) diagnosis perubahan dan pencocokan
data dan diagnosis dampak perubahan; dan (c) penetapan keputusan yang terdiri
atas perumusan tujuan dan sasaran perubahan, perumusan strategi menghadapi
resistensi dan perumusan program perubahan.
Faktor-faktor strategis internal pengarah perubahan yang berdampak kuat
terhadap perusahaan yaitu: (a) persediaan sapi impor, (b) profit penjualan dari sapi
impor, (c) volume penjualan sapi impor, dan (d) memiliki SDM yang
berpengalaman terutama dalam bidang marketing, trading, dan distribusi.
Sedangkan faktor-faktor strategis eksternal pengarah perubahan yang berdampak
kuat terhadap perusahaan yaitu: (a) persyaratan pelanggan potensial yang akan
menerapkan persyaratan kesejahteraan hewan, (b) persyaratan pemasok sapi hidup
tertentu dari Australia bahwa RPH diwajibkan menggunakan stunning gun, (c)
adanya kriteria khusus dari DAFF Australia mengenai RPH yang memenuhi
syarat untuk dijadikan mitra bisnis, (d) peraturan pemerintah Indonesia yang
masih memperkenankan impor daging sapi mengganggu pasar karkas atau daging
sapi potong, dan (e) pemerintah akan melakukan pengurangan daging impor 12%
per tahunnya sehingga diharapkan akan mencukupi kebutuhan dalam negeri pada
tahun 2014.
Ada 2 golongan perubahan yang terjadi yaitu transisional di SANTORI
dan transformasional di mitranya. Perubahan berdampak terhadap proses yaitu
adanya share point untuk data kinerja proses. Semua mitra perusahaan perlu
melakukan penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi setahun terakhir agar
dapat mendukung SANTORI menghadapi perubahan di masa mendatang.
Aspek keselamatan sapi, kapasitas SDM di bidang marketing dan
distribusi, potensi pelanggan korporat internasional, atribut kualitas daging sapi,
pemberdayaan tenaga AWO (Animal Welfare Office) dari RPH dan keinginan
menjadi pemain global telah diakomodasi dalam tujuan dan sasaran perubahan.
Strategi menghadapi resistensi perubahan dibedakan antara strategi untuk
perusahaan (SANTORI) dan strategi untuk mitranya. Strategi untuk perusahaan
memanfaatkan lima dari delapan tahapan Kotter karena perubahannya hanya
bersifat transisional, sedangkan strategi untuk RPH eksternal perlu
mempergunakan semua tahapan perubahan Kotter karena perubahannya bersifat
transformasional. Komitmen dari manajemen, dukungan dan keterlibatan dari
semua karyawan perusahaan dan mitra eskternal, pelatihan, pendekatan
perorangan, dukungan dari JAPFA dan divisi SGF akan membantu kesuksesan
pelaksanaan program perubahan. Pelaksanaan program perubahan yang sukses
baik untuk SANTORI maupun RPH Eksternal akan membantu perbaikan kualitas
barang dan jasa, pelaksanaan operasional lebih efisien, pelaksanaan proses lebih
baik, penciptaan image bahwa perusahaan telah menerapkan sistem kesejahteraan
hewan dan bahwa kesejahteraan hewan merupakan salah satu atribut kualitas
daging sapi. Khusus untuk SANTORI, pelaksanaan program yang sukses juga
akan membantu perluasan bisnis ke pasar internasional. Berdasarkan hasil
penelitian ada beberapa hal yang dapat disarankan yaitu: (a) Perusahaan
mempertimbangkan hasil penelitian berbagai alasan perlunya perubahan sebagai
bahan masukan untuk meningkatkan sense of urgency di organisasi internal dan
RPH eksternal; (b) Perusahaan menfasilitasi RPH eksternal melakukan
penyesuaian dengan adanya penambahan struktur organisasi kesejahteraan hewan;
(c) Perusahaan menfasilitasi RPH eksternal dalam membentuk team koalisi,
membuat visi dan strategi perubahan, lebih memberdayakan setiap orang,
menciptakan kemenangan-kemenangan kecil, menjaga keberhasilan dan
membangun budaya baru; dan (d) Perusahaan dan mitra eksternalnya perlu sabar
dan konsisten dalam melaksanakan program perubahan yang memerlukan waktu
lama dan selalu berorientasi pada pelanggan.
Collections
- MT - Business [4046]
