Model dan Kinerja Kemitraan Cv Rahmat Tani Dengan Petani Mitra Di Kabupaten Jember
View/ Open
Date
2015Author
Prasetyo, Dian Widi
Fahmi, Idqan
Wibisono, Yossi
Metadata
Show full item recordAbstract
Sektor pertanian menjadi salah satu sektor strategis dalam perekenomian
Indonesia saat ini. Data PDB (Produk Domestik Bruto) pada triwulan pertama
tahun 2013 menunjukkan bahwa sumbangan sektor pertanian terhadap PDB
Indonesia mencapai 15.04 %. Hortikultura adalah salah satu subsektor pertanian
yang menyumbang Rp 175.12 triliun pada tahun 2013. Hortikultura khususnya
pembenihan erat kaitannya dengan konsep kemitraan. Hal ini dikarenakan
perusahaan yang memiliki sertifikat benih tidak memiliki luasan mempuni
sehingga perlu berkerjasama dengan petani mitra agar mampu memproduksi
benih-benih mereka. Konsep kemitraan diharapkan menjadi salah satu cara agar
meningkatkan sektor pertanian di Indonesia sehingga ini akan menjadi sebuah
hubungan yang menguntungkan.
Salah satu badan usaha yang bergerak di bidang pembenihan dan supplier
untuk tanaman hortikultura adalah CV Rahmat Tani. Badan usaha ini telah berdiri
sejak tahun 2011 (menjadi CV) dengan wilayah kerja di Kabupaten Jember dan
sekitarnya. Tahun 2000 cikal bakal badan usaha ini dimulai dari pembentukan
kelompok penangkar benih dengan bapak Damai As’anin sebagai pencetusnya.
CV Rahmat Tani sejak pertama berdiri hingga saat ini menggunakan sistem
kemitraan dalam memperbanyak benih hortikultura yang terdiri dari 22 varietas
baik buah dan sayuran. Sampai dengan saat ini, CV Rahmat Tani telah memiliki
613 petani benih dengan lebih dari 30 kelompok tani yang tersebar di wilayahnya.
Hanya saja dalam prakteknya ditemukan beberapa kendala yang timbul pada
kemitraan antara CV Rahmat Tani dengan petani mitranya seperti jarangnya
silaturahmi ataupun pertemuan kelompok dengan pemilik CV, tidak ada transfer
pengetahuan tentang budi daya dan manajemen pembenihan yang diterima oleh
para petani, semakin banyaknya kompetitor/perusahaan benih yang bermunculan,
harga jual benih yang diterima petani kurang bersaing, ada kelompok tani yang
dikeluarkan dari kemitraan karena menghasut petani lain untuk keluar dan lainnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan dan mengevaluasi
kemitraan yang telah terjalin antara CV Rahmat Tani dan petani mitra, 2)
menganalisis persepsi petani terhadap pelaksanaan kemitraan, 3) menganalisis
persepsi CV Rahmat Tani terhadap pelaksanaan kemitraan, dan 4) merumuskan
strategi meningkatkan kinerja kemitraan. Penelitian ini menggunakan sampel
sebanyak 93 petani mitra dari total populasi 613. Alat analisis yang digunakan
adalah analisis kesenjangan harapan-kinerja, EPA (Expectation-Performance
Analysis) dan Mann-Whitney Test. Skala pengukuran penelitian ini menggunakan
skala likert yaitu skor 1 hingga skor 5.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model kemitraan yang terjalin antara
CV dan petani mitra adalah model informal. Menurut persepsi petani mitra,
prioritas perbaikan kemitraan adalah 1) pengiriman benih, obat-obatan dan pupuk;
2) harga jual benih; 3) pelatihan dan manajemen budi daya benih; 4) pembayaran
pascapanen. Prioritas utama yang ditingkatkan menurut pemilik adalah
rekomendasi dan saran dari pengawas lapang. Rekomendasi strategi untuk meningkatkan kinerja kemitraan yaitu 1) CV dan petani mitra secara bersama
perlu mengoptimalkan perencanaan tanam; 2) CV perlu memberikan pelatihan
budi daya, pascapanen, dan mengawasi kualitas benih; 3) CV perlu
mensosialiasikan tenggat pembayaran pascapanen; 4) diskusi antara kedua belah
pihak guna menyamakan persepsi dan mempertegas aturan yang harus dipatuhi.
Collections
- MT - Business [4046]
