Daya Saing Produk Hilir Rumput Laut Indonesia
View/ Open
Date
2014Author
Pujiastuti, Dian Lestari
Daryanto, Arief
Fahmi, Idqan
Metadata
Show full item recordAbstract
Rumput laut merupakan komoditas unggulan Indonesia antara lain karena
nilai ekonomi yang tinggi (high value commodity), spektrum penggunaannya
sangat luas, daya serap tenaga kerja yang tinggi, teknologi budidaya yang mudah,
quick yield, dan biaya unit per produksi sangat murah. Karena permintaan dunia
yang sangat tinggi, maka Indonesia terus melakukan upaya-upaya pengembangan
komoditi rumput laut hingga berhasil menjadi produsen rumput laut yang terbesar
di dunia pada tahun 2011. Namun produksi rumput laut yang besar tersebut belum
dibarengi dengan penerimaan nilai ekspor rumput laut yang besar pula. Rumput
laut yang diekspor lebih banyak dalam bentuk rumput laut kering sebagai bahan
baku industri. Produk hilir rumput laut yang telah diekspor Indonesia antara lain
adalah agar-agar dan karaginan. Namun Indonesia saat ini juga mengimpor
produk hilir rumput laut tersebut dengan tren yang semakin meningkat setiap
tahunnya. Seiring dengan peningkatan permintaan dunia yang semakin besar,
produksi rumput laut dunia dan juga produk hilirnya juga mengalami peningkatan
cukup baik setiap tahunnya. Beberapa negara produsen mulai bersaing untuk
menghasilkan produk hilir rumput laut dalam kuantitas besar dengan kualitas
terbaik. Oleh karena itu, diperlukan daya saing yang tinggi untuk dapat
mempertahankan, apalagi meningkatkan pangsa pasar produk hilir rumput laut
Indonesia dan peranannya dalam perdagangan internasional.
Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
keunggulan komparatif dan kompetitif produk hilir rumput laut Indonesia, serta
merumuskan prioritas perbaikan yang dapat mendukung peningkatan daya saing
produk hilir rumput laut Indonesia. Informasi yang diperoleh diharapkan dapat
memberikan masukan untuk strategi peningkatan daya saing produk hilir rumput
laut Indonesia.
Dengan menggunakan nilai Revealed Comparative Advantage (RCA)
sebagai ukuran daya saing, diketahui bahwa komoditas agar-agar Indonesia di
pasar internasional pada tahun 2007-2011 memiliki daya saing komparatif dengan
nilai di atas satu. Untuk komoditas karaginan Indonesia di pasar internasional
pada periode yang sama juga memiliki daya saing, namun nilainya sempat turun
dibawah satu pada tahun 2009 dan kembali meningkat ditahun 2010 dan 2011.
Dengan menggunakan kerangka Berlian Porter, diperoleh hasil evaluasi bahwa
penentu daya saing kompetitif produk hilir Indonesia berada pada kondisi berdaya
saing pada faktor sumber daya (3,47), kondisi permintaan (3,86), strategi
perusahaan, struktur, dan persaingan (3,67), dan cukup berdaya saing pada faktor
industri terkait dan pendukung (3,07) dan peran pemerintah (3,27).
Dari hasil evaluasi dengan menggunakan metode IPA, ditunjukkan bahwa
sub determinan daya saing yang harus mendapatkan prioritas pengembangan
(kuadran A/Under Act), yaitu ketersediaan bibit rumput laut yang bermutu,
ketersediaan bahan baku yang kontinyu, kualitas bahan baku yang baik,
ketersediaan SDM pembudidaya rumput laut yang terampil dan menguasai cara
budidaya yang baik, pengembangan industri turunan berbasis produk hilir rumput
laut di dalam negeri, kemauan dan kemampuan bersaing secara global, peran pemerintah dalam menjaga ketersediaan bahan baku yang berkualitas dan
kontinyu, peran pemerintah menyediakan iklim usaha yang kondusif, dan peran
pemerintah dalam mendorong pengembangan industri pengolahan rumput laut.
Kondisi yang harus dipertahankan (kuadran B/Maintain) yaitu iklim dan kondisi
geografis yang mendukung budidaya rumput laut, jumlah permintaan pasar ekspor
yang besar, penguatan struktur industri rumput laut nasional, dan peran
pemerintah dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Faktor-faktor
dalam kuadran C juga perlu diperbaiki mengingat kinerjanya masih di bawah ratarata, meski perhatian yang perlu diberikan terhadap kuadran C tidak sebesar pada
faktor di kuadran A dan B, sedangkan alokasi sumberdaya pada faktor-faktor di
kuadran D dapat diberikan pada sub faktor yang perlu diprioritaskan.
Beberapa hal yang dapat disarankan untuk peningkatan daya saing produk
hilir rumput laut Indonesia adalah: perlu dilakukan koordinasi antar pihak-pihak
terkait untuk menjalankan strategi peningkatan daya saing produk hilir rumput
laut Indonesia dengan memperhatikan prioritas perbaikan terhadap komponen
terpilih; perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai strategi peningkatan daya
saing produk hilir rumput laut Indonesia ke depan untuk kemajuan bangsa pada
umumnya dan keberhasilan industri hilir rumput laut pada khususnya; dan untuk
penelitian sejenis, identifikasi terhadap sub determinan daya saing dapat dibuat
lebih terperinci dan pengisian kuesioner dilakukan oleh lebih banyak responden
pakar agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
Collections
- MT - Business [4044]
