Show simple item record

dc.contributor.advisorDaryanto, Heny K.
dc.contributor.advisorSaptono, Imam Teguh
dc.contributor.authorNapitupulu, Jhon Lamhot Fernando
dc.date.accessioned2025-08-07T09:40:56Z
dc.date.available2025-08-07T09:40:56Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/167188
dc.description.abstractIndustri multifinance merupakan salah satu alternatif pembiayaan bukan Bank yang terus meningkatkan eksistensinya sehingga dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat untuk beberapa kegiatan pembiayaan seperti pembiayaan konsumen, sewa guna usaha, anjak piutang, dan kartu kredit. Tren industri pembiayaan mengalami peningkatan yang signifikan pada rentang tahun 2010 hingga 2012. Pertumbuhan pembiayaan sebelum tahun 2010 hanya berkisar 4-5%, namun sejak tahun 2010 terjadi lonjakan peningkatan nilai pembiayaan mencapai 30.7% pada tahun 2010 dan 31.6% pada tahun 2011. Melejitnya pertumbuhan aset multifinance tersebut didorong oleh kondisi ekonomi makro yang bagus dan daya beli konsumen yang tinggi. Pembiayaan sewa guna usaha (leasing) mengalami peningkatan yang signifikan sejak tahun 2011 dengan rata-rata pertumbuhan tahunan lebih dari 30%. Meningkatnya pertumbuhan pembiayaan sewa guna usaha ini didorong oleh peningkatan pertumbuhan industri alat berat di Indonesia. Pertumbuhan penjualan alat berat meningkat tajam pada tahun 2010 dengan total nilai penjualan sebanyak 11.781 unit dari sebelumnya hanya sebesar 6.644 unit. Peningkatan penjualan terus terjadi hingga mencapai titik tertinggi pada tahun 2012 yakni 17.360 unit. Kondisi pertumbuhan industri multifinance tersebut mulai mengalami perlambatan sejak tahun 2012. Nilai pertumbuhan indutri multifinance pada tahun 2014 hanya tumbuh sebesar 5%. Perlambatan ini disebabkan penurunan nilai pembiayaan di semua produk pembiayaan industri multifinance. Penurunan signifikan terjadi pada pembiayaan sewa guna usaha (SGU). Pada tahun 2014, pembiayaan aset piutang SGU menurun sebesar 5,46%. Penurunan SGU ini disebabkan beberapa determinan seperti perlambatan ekonomi, serta kebijakan pemerintah yang menyebabkan semakin lesunya penjualan dan pembiayaan alatalat berat. Sejak tahun 2012 penurunan penjualan alat berat mulai terjadi dengan jumlah penjualan pada tahun 2014 hanya sebesar 8.783 unit, menurun 50% dibandingkan penjualan tahun 2011. PT. Verena Multifinance Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan dengan memiliki Direktorat pembiayaan otomotif dan pembiayaan alat berat & mesin (SIJITU). Direktorat SIJITU relatif baru berdiri sejak tahun 2011 dan hanya difokuskan dalam pembiayaan alat berat. Kondisi perlambatan industri saat ini juga berdampak signifikan terhadap kondisi kinerja Direktorat SIJITU. Pertumbuhan Direktorat SIJITU mengalami penurunan pada tahun 2014 dimana nilai piutang menurun sebesar 2,89%. Hal ini disebabkan menurunnya nilai pembiayaan dan meningkatnya nilai non performing financing (NPF). Nilai pembiayaan pada tahun 2014 hanya mencapai Rp 436,9 Milyar, menurun 39,8% dari periode 2013. Nilai NPF juga meningkat signifikan pada tahun 2014 menjadi 4,54% dibanding tahun 2013 sebesar 1,97%. Kondisi saat ini menjadi hambatan bagi perusahaan untuk mencapai visi yakni menjadi 10 besar perusahaan multifinance di Indonesia pada tahun 2016.
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Strategiid
dc.titleStrategi Pengembangan Perusahaan Pembiayaan Alat Berat dan Mesin (Studi Kasus Pt. Verena Multifinance Tbk. Direktorat Sijitu)id
dc.subject.keywordAlat Beratid
dc.subject.keywordIndustri Multifinanceid
dc.subject.keywordLeasingid
dc.subject.keywordMatriks Spaceid
dc.subject.keywordNon Performing Financingid
dc.subject.keywordAnalisis Pestelid
dc.subject.keywordAnalisis Qspmid
dc.subject.keywordFaktor Eksternal-Internalid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record