Dampak Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Terhadap Ekspor Indonesia
View/ Open
Date
2013Author
Ratana, Dhany Surya
Achsani, Noer Azam
Andati, Trias
Metadata
Show full item recordAbstract
Perdagangan internasional merupakan salah satu cara suatu negara untuk memenuhi kebutuhan domestiknya dan mendapatkan devisa dari kelebihan produksi negaranya. Proses jual beli antar negara ini melibatkan banyak variabel dalam transaksinya, salah satunya adalah perbedaan mata uang yang harus disamakan untuk melakukan trasnsaksi. Menyamakan mata uang dilakukan dengan membeli mata uang negara lain untuk melakukan transaksi dengan jumlah tertentu sesuai dengan nilai tukar antara kedua mata uang tersebut. Perbedaan permintaan mata uang ini dapat mengubah nilai tukar salah satu mata uang yang terlibat, sehingga jika terjadi depresiasi atau apresiasi nilai tukar maka daya saing negara yang terkait mungkin dapat berubah dan akhirnya mempengaruhi jumlah ekspor yang dilakukannya. Namun, masih terjadi perdebatan mengenai pengaruh perubahan nilai tukar mata uang pada ekspor yang tercermin dari penelitian. terdahulu yang masih mendapatkan hasil yang berbeda-beda. Landasan perdebatan tersebut yang mendasari dilakukannya penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dampak perubahan nilai tukar uang pada volume ekspor agregat dan komoditas Indonesia serta menganalisis. sensitivitas ekspor pada perubahan nilai tukar uang rupiah pada kurun waktu 2000-2011. Variabel yang digunakan adalah volume ekspor. Industrial Production Index, harga relatif, dan nilai tukar riil pada tahun 2000-2011. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah VAR/VECM.
Komoditas-komoditas yang diteliti adalah tiga komoditas dengan nilai ekspor tertinggi, yaitu CPO, Karet, dan Batubara. CPO adalah CPO dalam makna minyak sawit mentah. Karet yang dimaksud adalah Standard Indonesian Rubber untuk seluruh kategori dan batubara yang dimaksud adalah Bituminous Coal, baik coked ataupun non-coked.
Perkembangan nilai ekspor komoditas yang diteliti tampak dipengaruhi oleh tingkat perekonomian dunia. Pada tahun 2008 ketika eropa mulai mengalami krisis, ekspor CPO mulai mengalami penurunan yang cukup besar. Hal serupa. juga terjadi pada ekspor karet, yang juga mengalami penurunan tajam pada akhir tahun 2008. Ekspor kedua komoditi ini mengalami penurunan yang besar karena negara tujuan ekspor kedua komoditas ini terlibat dalam krisis eropa dan amerika. Pada komoditas Batubara juga terjadi penurunan, namun karena batubara adalah komoditas yang sangat penting untuk produksi listrik di negara-negara tujuan ekspor, maka nilai ekspor pada komoditas ini dapat dengan cepat kembali pulih.
Pada uji kausalitas granger didapatkan bahwa untuk seluruh model, nilai tukar mempengaruhi volume ekspor namun hanya pada ekspor batubara yang memiliki hubungan dua arah. Ekonomi dunia mempengaruhi volume ekspor pada model komoditas, namun hanya signifikan pada taraf 10% pada model agregat. Harga relatif mempengaruhi volume ekspor pada seluruh model kecuali pada model batubara dimana pengaruh harga relatif tidak memiliki signifikansi pada volume ekspor batubara. Dari hasil uji kausalitas ini diduga nilai tukar akan
memiliki pengaruh pada estimasi VAR/VECM.
Pada analisis VECM ditemukan bahwa pada model agregrat nilai tukar tidak
berpengaruh secara signifikan pada ekspor baik pada jangka pendek ataupun
jangka panjang. Variabel yang berpengaruh pada model agregrat dalam jangka
panjang adalah ekonomi dunia dan harga relatif terhadap dunia. Pada model CPO,
variabel yang berpengaruh pada ekspor dalam jangka pendek adalah ekspor itu
sendiri. Dalam jangka panjang terdapat hubungan positif antara volume ekspor
dengan depresiasi rupiah dan hubungan negatif antara volume ekspor dengan
harga relatif. Pada model karet, tidak ada variabel yang berpengaruh signifikan
dalam jangka pendek. Sedangkan pada jangka panjang ekonomi dunia berdampak
positif terhadap volume ekspor, harga relatif dan depresiasi berdampak negatif
terhadap volume ekspor. Untuk komoditas batu bara, pada jangka pendek variabel
yang signifikan hanya ekspor itu sendiri. Sedangkan pada jangka panjang
ekonomi dunia berpengaruh positif pada ekspor batu bara tetapi harga relatif dan
nilai tukar berpengaruh negatif.
Dengan menggunakan analisis IRF, terlihat bahwa jika nilai tukar
terdepresiasi maka akan menurunkan jumlah ekspor pada seluruh model kecuali
pada model CPO. Respons ekspor terhadap guncangan ekonomi dunia bersifat
positif pada seluruh model yang diuji. Respons ekspor terhadap guncangan harga
relatif bersifat negatif pada seluruh model, semakin tinggi harga relatif maka
ekspor akan menurun.
Collections
- MT - Business [4046]
