Kelayakan Pengembangan Usaha Hidroponik Sayuran pada Jirifarm di Kabupaten Tangerang
Abstract
Jirifarm merupakan perusahaan budidaya sayuran hidroponik yang berencana melakukan pengembangan usaha untuk memenuhi permintaan pasar yang meningkat. Pengembangan ini membutuhkan investasi besar sehingga diperlukan analisis kelayakan usaha dari aspek finansial dan non finansial. Aspek finansial dianalisis menggunakan kriteria investasi (NPV, Gross B/C, Net B/C, IRR, PP, dan DPP), switching value, serta incremental net benefit. Sementara itu, aspek non
finansial mencakup aspek pasar, teknis, hukum-manajemen, sosial-budaya ekonomi, dan lingkungan. Analisis dilakukan melalui empat skenario: tanpa pengembangan (skenario I), pengembangan dengan penambahan instalasi horizontal (skenario II), penambahan instalasi bertumpuk (skenario III), dan perombakan instalasi eksisting menjadi instalasi bertumpuk (skenario IV). Hasil analisis menunjukkan bahwa skenario IV merupakan pilihan paling layak dan menguntungkan dengan nilai NPV sebesar Rp1.866.826.265, Gross B/C 1,35, Net B/C 1,92, IRR 23,67%, PP 5 tahun 2 bulan, dan DPP 6 tahun 5 bulan. Analisis switching value juga menunjukkan bahwa usaha lebih sensitif terhadap penurunan jumlah produksi dibandingkan dengan peningkatan biaya upah. Jirifarm is a hydroponic vegetable farming company planning a business development to meet the growing demand for hydroponic produce. The planned expansion requires a large investment, necessitating a feasibility analysis from both financial aspects and non financial aspects. The financial aspect is evaluated using investment criteria such as Net Present Value (NPV), Gross Benefit-Cost Ratio (Gross B/C), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP), and Discounted Payback Period (DPP), along with switching value and incremental net benefit analysis. The non financial aspect covers market, technical, legal-management, socio-cultural-economic, and environmental aspect. The analysis is conducted through four scenarios: scenario I (no expansion), scenario II (adding horizontal installations), scenario III (adding stacked installations), and scenario IV (converting existing installations into stacked installations). The results show that scenario IV is the most feasible and profitable option, with an NPV of IDR 1,866,826,265, Gross B/C of 1.35, Net B/C of 1.92, IRR of 23.67%, PP of 5 years and 2 months, and DPP of 6 years and 5 months. The switching value analysis also indicates that the business is more sensitive to a decrease in production volume than to an increase in labor costs.
Collections
- UT - Agribusiness [4765]
