Dampak Bantuan Pertanian Terhadap Kesejahteraan Petani Perkotaan di DKI Jakarta

Abstract

Kelembagaan pertanian, seperti kelompok tani, merupakan lembaga yang dibangun dengan tujuan untuk menyejahterakan anggotanya dengan memberikan pelayanan dan pendidikan kepada anggotanya. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan petani adalah dengan menggunakan Nilai Tukar Subsisten (NTS). Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rorotan Jaya merupakan salah satu kelompok tani yang ada di Cilincing, Jakarta Utara. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan peran bantuan pertanian yang disalurkan kelompok tani dalam peningkatan NTS dan menganalisis faktor-faktor yang paling memengaruhi peningkatan NTS. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan stratified random sampling berjumlah 40 orang yang akan diambil lima orang dari masing-masing poktan. Analisis data yang menggunakan model regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan rata-rata NTS rill pada Gapoktan Rorotan Jaya bernilai 0,42. Hal ini dapat disimpulkan bahwa petani belum sejahtera. Pada analisis regresi, ditemukan bahwa bantuan subsidi pupuk Urea dan bantuan modal berpengaruh positif pada NTS Riil dan bantuan subsidi pupuk Phonska berpengaruh negatif.

Agricultural institutions, such as farmer groups, are established with the aim of improving their members' welfare by providing services and education. One indicator that can be used to measure farmer welfare is the Subsistence Exchange Rate (SER). The Rorotan Jaya Farmers' Group Association (Gapoktan) is one such farmer group located in Cilincing, North Jakarta. This study was conducted to explain the role of agricultural aid disbursed by farmer groups in increasing the SER and to analyze the factors that most influence SER improvement. The data used in this study was primary data. Sample selection was carried out using stratified random sampling, totaling 40 individuals, with five people taken from each farmer group. Data analysis utilized a multiple linear regression model. The research results show that the average real SER at Gapoktan Rorotan Jaya was 0.42, which indicates that the farmers have not yet achieved welfare. In the regression analysis, it was found that Urea fertilizer subsidy assistance and capital assistance had a positive effect on the real SER, while Phonska fertilizer subsidy assistance had a negative effect.