| dc.description.abstract | Penurunan produktivitas akibat diare masih menjadi masalah utama dalam
pemeliharaan domba garut secara intensif. Salah satu penyebab utamanya adalah
infeksi bakteri Escherichia coli, yang biasanya ditangani dengan antibiotik. Namun,
penggunaan antibiotik dalam jangka panjang dapat menimbulkan resistensi. Oleh
karena itu, diperlukan alternatif alami, seperti asam laurat yang berasal dari minyak
larva Black Soldier Fly (BSF), yang memiliki potensi sebagai agen antimikroba.
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas asam laurat dari minyak BSF
terhadap performa, fermentabilitas rumen, profil darah, serta total E. coli dalam
feses domba garut. Untuk mengoptimalkan efektivitasnya, asam laurat juga
diaplikasikan dalam bentuk disalut dengan kitosan, dengan harapan dapat
melindungi senyawa aktif dari degradasi rumen dan bekerja langsung di usus.
Sebanyak 16 ekor domba jantan berumur 5–7 bulan digunakan dalam penelitian ini,
dengan pembagian perlakuan meliputi pemberian 1% minyak larva BSF (P1), 1%
ekstraksi minyak dengan penyalutan (P2), 1% ekstraksi minyak tanpa penyalutan
(P3), dan 1% minyak sawit (P4) sebagai pembanding. Penelitian dilakukan selama
empat bulan menggunakan desain acak kelompok berdasarkan bobot awal ternak.
Penelitian dibagi dalam 4 perlakuan serta 4 ulangan dengan rencangan acak
kelompok (RAK) berdasarkan bobot badan awal domba. Pakan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 30% Hijauan + 70% Konsentrat. Prosedur yang
dilakukan meliputi ekstraksi total asam lemak dari minyak larva BSF dan
penyalutan minyak BSF dengan kitosan untuk meningkatkan efektivitas
antimikroba. Minyak dan bentuk yang disalut kemudian dimasukkan ke dalam
formulasi pakan, dan analisis performa, fermentabilitas rumen (pH, NH3, VFA),
profil darah, serta jumlah E. coli pada feses dilakukan untuk mengevaluasi
dampaknya pada domba garut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan
tidak memengaruhi performa maupun profil darah secara signifikan. Namun,
perlakuan asam laurat disalut maupun yang tidak disalut dan minyak sawit secara
nyata menurunkan jumlah total E. coli pada feses. Penyalutan dengan kitosan
terbukti membantu asam laurat bekerja lebih optimal dalam sistem pencernaan,
dengan efek antimikroba yang lebih efisien. Selain itu, proses sonikasi juga
berperan penting dalam menurunkan ukuran partikel ekstrak minyak, yang diyakini
dapat meningkatkan bioavailabilitas. Penelitian ini menegaskan bahwa penyalutan
asam laurat dari minyak BSF merupakan strategi efektif dalam menekan populasi
bakteri patogen dalam usus ternak tanpa mengganggu fungsi fisiologis dan
produktivitasnya. | |