Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan dan Kegagalan Kredit Mikro (Studi Kasus: Uppks Kecamatan Jagakarsa Dki Jakarta)
View/ Open
Date
2012Author
Safarina, Shitta Nur
Achsani, Noer Azam
Andati, Trias
Metadata
Show full item recordAbstract
Parkembangan jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami paningcatan. Masalah bertambaimya penduduk dengan kemiskinan menjadi perhatian nama pemerintah karana jika tidak diatasi maka akan tarjadinya ladakan penduduk yang tidak diseimbangi dengan kesejahteraan dan pembangunan ekonomi. Untuk mengatasinya maka pemerintah mengeluarkan kebijakan pembangunan untuk memberikan peluang kepada masyarakat miskin untuk meningkatkan kesejahteraan dalam UU No.10 Tahun 1992 dan pelaksanaannya dianır pada Inpres No.3 Tahum 1996 tantang Pembangunan Keluarga Sejahtera dalam Rangka Peningkatan Penanggulan Kemiskinan. Salah satu program BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Barancana Nasional) untuk mengatasi kemiskinan adalah membentuk kegistan peningkatan dan pendapatan keluarga akseptor tahun 1980 dam sakarang menjadi Usalia Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahnara (UPPKS). Bantuan usaha untuk kalompok UPPKS di kacamatan Jagakarsa berasal dari pribadi dan bantuan BKKBN yang sifat dananya bergulir dan relatif kecil. Oleh karena ini perluny evaluasi dalam menganalisis faktor-faktor yang menjadi penyabab usalia kalompok UPPKS ini berhasil ataupun tidak. Proyek kemiskinan seperti Grameen Bank di Bangladesh dan Hernando de Soto di Amerika Latin sangat menginspirasi untuk UPPKS BKKBN. Akan tetapi dalam pelaksanaannya sangat berbeda dan pencapaian yang diraih juga berbeda.
Mangacu pada latar belakang dan rumusan masalah distes, maka njuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain adalah: 1. Memberikan gambaran penyaluran kredit dari BKKBN kepada kelompok UPPKS yang barada pada wilayah Jakarta Selatan, 2. Mengetahui karakteristik pelaku usalia dalam kelompok UPPKS yang masih berproduksi (eksis) mmpun tidak dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarganya, 3. Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan dan kegagalan usaha perorangan dalam kalompok UPPKS tersebut, 4. Membandingkan antara pola streotipe Grameen Bank, Hernando de Soto dengan UPPKS BKKBN dalam rangka mengurangi kemiskinan.
Jumlah responden penelitian ini adalah 40 orang pelaku usaha yang berasal dari tiap kalurahan yang ada di Kecamatan Jagalcarsa. 15 orang berasal dari Srangsang Sawah, 7 orang Jagakarsa, 5 orang Ciganjur. 5 orang Tanjung Barat, dan 5 orang dari Cipedak Pengambilan responden tersebur atas dasar arahan petugas BKKBN kecamatan Jagakarsa. Dari 40 respondan terdapat 5 orang yang tutup usahanya karena adanya berbagai kandala yang dihadapi dan 35 crang lainnya masih tetap menjalankan usahanya sampai dengan sekarang. Analisis yang digunakan untuk menggambarkan faktor yang mempengaruhi keberhasilan
dan kegagalan usaha di kecamatan Jagakarsa ini adalah regresi logistik. Hasil penelitian ini secara deskriptif adalah proses penyaluran modal kelompok UPPKS di Kecamatan Jagakarsa ini berasal dari BKKBN Provinsi DKI Jakarta. Pemberian bantuan modal usaha ini diberikan kepada kelompok UPPKS
yang berhak menerima melalui SKPD-KB Kota/Kabupaten yang sebelumnya
telah diidentifikasi, diversifikasi dan diseleksi terlebih dahulu serta telah terdaftar
dalam data basis Kelompok UPPKS Pusat. Kemudian pada saat menerima
bantuan modal usaha, kelompok UPPKS menandatangani Akad Bantuan Modal
Usaha dengan BKKBN Provinsi DKI Jakarta. Bukti penerimaan dana bantuan
modal usaha (SPJ) ditandatangani oleh kelompok UPPKS penerima dan diketahui
oleh SKPD-KB Kabupaten/Kota. Pemberian bantuan modal usaha tersebut
tergantung dari kriteria jenis usaha Kelompok UPPKS yang dijalankan yang
terdiri dari tingkat dasar, berkembang dan mandiri. Besarnya plafond pinjaman
yang diterima oleh pelaku usaha kurang dari Rp 1.000.000,- dengan rata-rata
angsuran per bulannya sebesar Rp 200.000. Kecilnya angsuran tersebut karena
usaha yang dijalankan oleh sebagian pelaku usaha di Jagakarsa berskala kecil.
Besarnya bantuan usaha yang diterima ditentukan berdasarkan kesepakatan antar
pengurus kelompok UPPKS.
Karakteristik para pelaku usaha anggota kelompok UPPKS di Kecamatan
Jagakarsa yang berhasil adalah berumur antara 41 – 50 tahun, dengan tingkat
pendidikan SD dan Sarjana, status menikah, dengan nilai rasio pengeluaran
terhadap pemasukan sebesar kurang dari 70%, rasio angsuran terhadap pemasukan
sebesar kurang dari 4%, jangka waktu pinjaman adalah melebihi 10 bulan, rasio
plafond pinjaman terhadap pemasukan adalah kurang dari 50%, yang diikuti
dengan bantuan dari suami dengan penghasilan yang tetap, pemasaran yang pasti
dan jenis usahanya adalah memproduksi makanan dan minuman. Sedangkan
Karakteristik para pelaku usaha anggota kelompok UPPKS di Kecamatan
Jagakarsa yang berhenti usahanya adalah berumur antara 61 – 70 tahun, dengan
tingkat pendidikan SMP, status janda, dengan nilai rasio pengeluaran terhadap
pemasukan sebesar kurang dari 140%, rasio angsuran terhadap pemasukan sebesar
antara 4% sampai lebih dari 8%, jangka waktu pinjaman adalah kurang dari 5
bulan, rasio plafond pinjaman terhadap pemasukan adalah antara 50 - 100%, dan
tidak diikuti dengan bantuan dari suami karena tidak menghasilkan pendapatan,
dan jenis usahanya adalah usaha yang memiliki saingan yang tinggi dengan
pemasaran yang sulit.
Metode regresi logistik digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan usaha kelompok UPPKS. Berdasarkan
hasil analisisnya menunjukkan bahwa faktor kepastian pasar yang berpengaruh
secara nyata terhadap keberhasilan dan kegagalan usaha anggota kelompok
UPPKS. Dengan p-value 0,038 dengan signifikansi = 0,05 dan odd ratio
sebesar 22,87. Sedangkan usia, pendidikan, status pernikahan, jenis penghasilan,
dan rasio plafond pinjaman terhadap pemasukan.tidak berpengaruh nyata.
Penerapan Grameen Bank dan Hernando de Soto dalam kegiatan kelompok
UPPKS belum dapat diterapkan karena perbedaan culture, birokrasi pemerintah
dan cara pelaksanaannya.
Implikasi manajerial yang dapat diterapkan baik oleh pelaku usaha
maupun BKKBN ini adalah : Bagi Pelaku Usaha, dalam pemanfaatan bantuan
modal yang diberikan oleh BKKBN, sebaiknya pelaku usaha menggunakannya
untuk keperluan usaha. Batasan rasio pengeluaran terhadap pengeluaran
sebaiknya kurang dari 140% sehingga masih terdapatnya modal untuk
penggunaan produksi usaha. Bagi Perusahaan, karena faktor keberhasilan dan kegagalan usaha kelompok UPPKS adalah kepastian pasar memiliki pengaruh
dalam keberhasilan dan kegagalan usaha kelompok UPPKS sehingga dalam hal
ini bekerja sama dengan perkumpulan wirausaha yang sukses sebagai media pasar
yang pasti bagi kelompok UPPKS untuk memasarkan produknya, sehingga usaha
yang dilakukannya memiliki kepastian pasar yang pasti. Selain itu juga perlunya
spesialisasi pekerjaan dilakukan untuk menangani pengawasan dan pembinaan
usaha.
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian maka dapat diperoleh
kesimpulan : 1). Proses penyaluran bantuan usaha untuk anggota kelompok
UPPKS yang berasal dari APBN diberikan kepada kelompok UPPKS tergantung
pada skala usaha yang dijalankan oleh para anggota kelompok UPPKS, 2).
Pembinaan yang dilakukan oleh petugas UPPKS belum maksimal dan diharapkan
petugas melaksanakan tugas sesuai ketentuan yang ada, 3). Berdasarkan hasil
analisis regresi logistik, faktor yang yang mempengaruhi keberhasilan dan
kegagalan usaha anggota kelompok UPPKS adalah kepastian pasar dengan pvalue sebesar 0,039 dan odd ratio 22,68 yang menunjukkan bahwa peluang
pelaku usaha yang memiliki pasar yang pasti adalah sebesar 22,68. Sehingga perlu
dilakukan pembinaan terhadap pemilihan produk usaha agar pasar yang
diciptakan pasti. 4). Kunci keberhasilan proyek kemiskinan Grameen Bank,
Hernando de Soto dan UPPKS di kecamatan Jagakarsa masing-masing sebagai
berikut : untuk Grameen Bank adalah dari jumlah kelompok yang relatif sedikit,
lama angsuran yang relatif singkat, pengawasan yang intensif dilakukan oleh
petugas Grameen Bank. Hernando de Soto dengan pentingnya memiliki properti
(aset) sedangkan untuk UPPKS di Kecamatan Jagakarsa adalah kepastian pasar.
Saran penelitian ini dibagi menjadi dua bagian : 1). untuk mengetahui
faktor lainnya yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan dalam
menjalankan usaha informal seperti UPPKS ini adalah dengan menggunakan
metode diskriminan dengan peubah yang lebih variatif. 2). Dalam proses
pembinaan yang dilakukan BKKBN sebaiknya lebih kepada pembinaan terhadap
memasarkan produk pelaku usaha UPPKS dengan penyediaan sarana dan fasilitas
untuk kepastian pasar.
Collections
- MT - Business [4046]
