Penerapan Metode Balanced Scorecard Dalam Penilaian Kinerja Pt Katsushiro Indonesia
View/ Open
Date
2005Author
Anandya, Sukma Delyana
Tanopruwito, Djoni
Sarma, Ma'Mun
Metadata
Show full item recordAbstract
Jatuhnya nilai rupiah beberapa tahun belakangan ini menjadi hal kritis bagi kelangsungan kegiatan operasional dan beban keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Hal ini dikarenakan sejumlah beban biaya operasional dan produksi dinyatakan dalam mata uang US dollar, sedangkan rata-rata pendapatan yang diterima dalam rupiah. Atas dasar tersebut, perusahaan yang mampu bertahan hanyalah perusahaan-perusahaan dengan kinerja tinggi yang konsisten dengan strategi perusahaan. Untuk menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat diperlukan penilaian performance perusahaan yang tidak hanya melihat dari sisi penjualan dan produksi, tetapi melihat juga aspek posisi keuangan secara menyeluruh, pemasaran produk, serta sumber daya manusia yang dimiliki. Kaplan dan Norton (1992) mengembangkan suatu alat untuk mengukur kinerja perusahaan dengan tetap memlihara ukuran-ukuran lainnya yang berhubungan dengan kinerja keuangan. Untuk dapat mewujudkan misinya menjadi perusahaan penghasil produk dari plat baja yang terbesar di Asia, PT Katsushiro dituntut untuk selalu memperbaiki kinerja perusahaannya.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis kinerja PT Katsushiro Indonesia dengan menggunakan metode Balance Scorecard, (2) mengidentifikasi prioritas perspektif kinerja PT Katsushiro Indonesia, (3) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja PT Katsushiro Indonesia dengan menggunakan metode Balanced Scorecard.
Penelitian mengenai penerapan kinerja perusahaan dengan metode Balanced Scorecard ini dilakukan pada PT Katsushiro Indonesia pada bulan April hingga Juni 2005. Perusahaan ini berada di Cikarang, Bekasi.
Metode penelitian menggunakan Balanced Scorecard dengan studi kasus. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil sebaran kuesioner kepada pelanggan perusahaan dan karyawan, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan keuangan perusahaan serta studi literatur yang terkait dengan pokok bahasan dalam penelitian ini. Penerapan kinerja dengan menggunakan empat pendekatan yakni keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Alat analisis yang digunakan untuk menentukan kategori kinerja perusahaan adalah analisis rentang kriteria dan metode paired comparison. Sedangkan uji Mann-Whitney digunakan sebagai salah satu metode untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada karyawan dan pelanggan perusahaan. Karyawan yang dijadikan responden adalah sebanyak 75 orang sedangkan untuk pelanggan berjumlah 4 perusahaan. Pelanggan PT Katsushiro Indonesia terdiri dari perusahaan lokal dan luar negeri. Pelanggan lokal PT Katsushiro Indonesia yang diutamakan adalah pelanggan yang potensial, dimana perusahaan tersebut melakukan pemesanan secara kontinu dalam jumlah yang besar.
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, dapat diketahui bahwa sebagian besar karyawan PT Katsushiro Indonesia adalah laki-laki pada usia produktif (22 – 35 tahun). Masa kerja karyawan didominasi pada masa sembilan tahun dengan tingkat pendidikan STM dan sederajatnya diposisi produksi. Untuk posisi office, sebagian besar karyawan berpendidikan D1 hingga S1 dengan masa kerja rata-rata 1.5 tahun.
Penilaian kinerja keuangan PT Katsushiro Indonesia dilakukan dengan menggunakan indikator dari rasio-rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas yang diukur berdasarkan nilai perbandingan rata-rata industri alat-alat berat. Hasil dari penilaian rasio likuiditas yang terbagi atas quick ratio (3.05) dan current ratio (2.08) menunjukkan bahwa rasio likuiditas PT Katsushiro Indonesia berada di atas rata-rata industri alat berat, sehingga termasuk dalam kategori baik. Penilaian rasio leverage dihitung dari debt to assets ratio (39.46 persen) dan debt to equity ratio (20.91 persen). Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai rasio leverage PT Katsushiro Indonesia berada di bawah nilai rata-rata industri alat berat, sehingga termasuk dalam kategori baik. Dapat diketahui bahwa nilai rasio profitabilitas yang dihitung berdasarkan gross profit margin (25.63 persen) dan net profit margin (13.36 persen) termasuk dalam kategori baik. Tetapi pada tingkat pengembalian aset dan modal, dapat diketahui bahwa nilai ROI (14.84 persen) dan ROE (24.51 persen) masih berada di bawah nilai rata-rata industri alat berat. Untuk rasio aktivitas, nilai asset turnover adalah sebesar 1.11, nilai inventory turnover adalah 4.27 dan fixed assets turnover sebesar 6.77. Hal ini berarti nilai untuk rasio aktivitas masih berada di bawah nilai rata-rata industri, sehingga rasio aktivitas PT Katsushiro Indonesia dinilai kurang baik.
Penilaian kinerja pelanggan diukur berdasarkan retensi pelanggan dan tingkat kepuasan pelanggan. Adapun kriteria yang diukur mencakup penampilan fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati. Pada penampilan fisik, tingkat kepuasan pelanggan termasuk pada kategori baik dengan nilai 82.77 persen. Sedangkan pada tingkat kepuasan pelanggan berdasarkan keandalan sebesar 58.67 persen yang menunjukkan sangat tidak baik. Pelanggan merasa bahwa daya tanggap perusahaan termasuk pada kategori agak tidak baik dengan nilai 69.44 persen. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap kriteria jaminan, termasuk kategori baik dengan nilai sebesar 86.39 persen. Begitu juga dengan tingkat kepuasan pelanggan untuk empati termasuk baik dengan nilai sebesar 86.39 persen.
Berdasarkan analisa perspektif pelanggan terdapat kesenjangan antara harapan dengan pengalaman pelanggan. Dimana kualitas, tingkat kepuasan, dan dimensi mutu terdapat kesenjangan di atas –1.29 dengan nilai 76.29. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelayanan PT Katsushiro Indonesia terhadap pelanggan masih rendah.
Pengukuran kinerja proses bisnis internal dapat dilihat dari upaya perusahaan melakukan inovasi dan operasi. Secara keseluruhan tanggapan karyawan pada upaya inovasi yang dilakukan perusahaan adalah agak puas dengan nilai 62 persen. Untuk upaya operasi, karyawan merasa agak tidak puas dengan nilai 59 persen. Hal ini disebabkan rendahnya perbaikan, pemeliharaan, pengawasan, dan penyesuaian kapasitas produksi.
Pengukuran kinerja terhadap pembelajaran dan pertumbuhan PT Katsushiro Indonesia terdiri dari tiga indikator, yaitu kemampuan karyawan, kemampuan sistem informasi, serta motivasi dan pemberdayaan. Kemampuan karyawan terbagi atas tingkat kepuasan kerja (63.6 persen) yang termasuk pada kategori agak puas, produktivitas karyawan termasuk pada kategori agak tidak puas, dan kemampuan mempertahankan karyawan yang termasuk pada kategori agak puas dengan tingkat indeks perputaran pegawai sebesar 3.032 yang berarti sangat rendah. Karyawan berpendapat agak tidak puas dengan indikator kemampuan sistem informasi dan karyawan juga menilai agak tidak puas terhadap indikator motivasi dan pemberdayaan karyawan.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja PT Katsushiro Indonesia dengan menggunakan teknik rentang kriteria, dapat diketahui bahwa kinerja PT Katsushiro Indonesia menunjukkan total skor 34 yang berarti agak baik. Untuk kinerja pelanggan, nilai yang didapat sebesar 10 yang berarti baik. Pada kinerja proses bisnis internal, skor yang diperoleh sebesar 7 dengan penilaian agak tidak baik, sedangkan pada kinerja pembelajaran dan pertumbuhan skor yang diperoleh sebesar 17 yang berarti agak tidak baik.
Berdasarkan penilaian dengan paired comparison, maka prioritas utama yang harus diperhatikan PT Katsushiro Indonesia adalah perspektif pelanggan (0.392), prioritas kedua adalah perspektif keuangan (0.32), dan prioritas ketiga adalah proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan dengan masing-masing nilai 0.144. Hal ini menggambarkan bahwa untuk mencapai visi dan misinya, PT Katsushiro Indonesia harus memperhatikan pelanggan.
Berdasarkan hasil penelitian, maka strategi yang harus dilakukan perusahaan adalah perlunya memperhatikan jumlah stock bahan baku yang sesuai dengan permintaan, sehingga meningkatkan turn over keuangan perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja keuangan pada PT Katsushiro Indonesia. Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan karyawannya, perusahaan perlu meningkatkan motivasi karyawan dalam hal pelatihan yang menunjang pekerjaan karyawan. PT Katsushiro Indonesia juga diharapkan mampu untuk memperhatikan kegiatan pemeliharaan, perbaikan, pengawasan, dan penyesuaian kapasitas produksi tersebut sehingga kualitas dan kuantitas produk menjadi lebih baik. Untuk meningkatkan perhatian PT Katsushiro Indonesia terhadap pelanggan, maka perusahaan diharapkan mampu untuk memperhatikan pelanggan dengan lebih baik demi tercapainya visi dan misi perusahaan. Hal ini menjadi sangat penting mengingat berdasarkan penelitian diketahui bahwa perhatian PT Katsushiro Indonesia selama ini kepada pelanggannya dinilai masih rendah.
Collections
- MT - Business [2055]