Ragam Jamur Saprofit sebagai Agen Dekolorisasi Pewarna Sintetik
Date
2024Author
Rahmawati, Putri
Putra, Ivan Permana
Nurhayat, Oktan Dwi
Metadata
Show full item recordAbstract
Perkembangan industri tekstil di Indonesia yang semakin meningkat juga
diiringi oleh resiko produksi limbah pewarna sintetik, seperti azo dan antrakuinon.
Reduksi kandungan pewarna sintetik dapat dilakukan melalui dekolorisasi dengan
kemampuan biotransformasi jamur, terutama jamur saprofit yang mampu hidup
pada berbagai substrat. Namun, penelitian mengenai dekolorisasi pewarna sintetik
antrakuinon dan azo oleh jamur masih perlu ditelaah lebih lanjut. Selain itu, data
keragaman jamur saprofit di Indonesia masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk
pengetahui keragaman jamur saprofit serta kemampuannya dalam mendekolorisasi
pewarna sintetik antrakuinon dan azo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu pengambilan sampel jamur, isolasi dan preservasi jamur, pengawetan sampel,
identifikasi morfologi, skrining penghasil enzim ligninotik, uji kemampuan
dekolorisasi terhadap pewarna antrakuinon dan azo, serta identifikasi molekuler
jamur dengan kemampuan dekolorisasi terbaik. Penelitian ini berhasil
mendeskripsikan sebanyak 23 spesies jamur saprofit dengan isolat dari 6 spesies
jamur terbukti mampu mendekolorisasi pewarna sintetik antrakuinon AB129 dan
RBBR, yaitu Clitocybe sp. DRG4, Lepiota sp. 1 DRG10, Ganoderma sp. DRG12,
Lentinus sajor-caju DRG13, Coprinus sp. DRG18, serta Gymnopilus sp. 2 DRG19
dan 2 spesies jamur mampu mendekolorisasi pewarna sintetik azo RB5, yaitu
Ganoderma sp. DRG12 dan Lentinus sajor-caju DRG13. Hasil penelitian ini
membuktikan potensi dari jamur saprofit sebagai agen dekolorisasi pewarna
sintetik. The increasing growth of the textile industry in Indonesia is also accompanied
by the risk of producing synthetic dye waste, such as azo and anthraquinone.
Synthetic dye content can be reduced by using saprophytic fungi that can live on
various substrates. However, research on decolorization of anthraquinone and azo
dyes by fungi still needs further investigation. Additionally, data on the diversity of
saprophytic fungi in Indonesia is still limited. This study aims to determine the
diversity of saprophytic fungi and their ability to decolorize anthraquinone and azo
dyes. The methods used in this study include fungal sampling, isolation and
preservation, morphological identification, screening for ligninolytic enzyme
producers, decolorization anthraquinone and azo dyes assay, and molecular
identification of fungi with the best decolorization ability. This study identified 23
species saprophytic fungi and shows that the isolates of Clitocybe sp. DRG4,
Lepiota sp. 1 DRG10, Ganoderma sp. DRG12, Lentinus sajor-caju DRG13,
Coprinus sp. DRG18, and Gymnopilus sp. 2 DRG19 able to decolorized AB129
and RBBR. Additionally, two fungal species of Ganoderma sp. DRG12 and
Lentinus sajor-caju DRG13 exhibited RB5 decolorization activity. The results of
this study demonstrate the potential of saprophytic fungi as agents for the
decolorization of synthetic dyes.
Collections
- UT - Biology [2159]