Potensi Tebu Rawa (Hanguana malayana) sebagai Bahan Pakan Ternak Berdasarkan Kandungan Nutrien dan Logam Berat
Abstract
Tebu rawa (Hanguana malayana) merupakan salah satu jenis tumbuhan yang
banyak dijumpai di ekosistem habitat terestrial dan lahan basah. Masyarakat
menganggap bahwa tebu rawa sangat mengganggu karena pertumbuhan tebu rawa
dapat menutup permukaan sungai dan menyebabkan terhambatnya transportasi air.
Tebu rawa juga membuat masyarakat tidak dapat melakukan budidaya tanaman
pada lahan dengan populasi tebu rawa yang tinggi. Penelitian ini bertujuan
memperoleh informasi tentang potensi tebu rawa sebagai bahan pakan ternak
berdasarkan kandungan nutrien dan kandungan logam berat di dalamnya. Penelitian
dilaksanakan pada bulan November 2023 – Februari 2024. Lokasi yang dijadikan
sebagai tempat pengambilan sampel tebu rawa yaitu di Sungai Waldeman,
Kabupaten Mappi, Papua Selatan. Analisis logam berat dilakukan di Laboratorium
Pengujian, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB.
Analisis proksimat dan analisis Van Soest dilakukan di Laboratorium Ilmu dan dan
Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas
Peternakan, IPB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tebu rawa mengandung
lebih dari 18% serat kasar dan NDF lebih dari 35% yang menyebabkan tebu rawa
termasuk ke dalam bahan pakan berserat tinggi. Tebu rawa dapat diguanakan dan
memiliki potensi sebagai bahan pakan ternak ruminansia karena memiliki
kandungan nutrien yang baik dan memiliki kandungan logam berat yang rendah. Tebu rawa (Hanguana malayana) is a type of plant that is often found in
terrestrial and wetland habitat ecosystems. The community considers that tebu rawa
is very disturbing because the growth of tebu rawa can cover the surface of the river
and cause obstruction to water transportation. Tebu rawa also makes it impossible
for people to cultivate crops on land with a high tebu rawa population. This research
aims to obtain information about the potential of tebu rawa as an animal feed
ingredient based on its nutrient content and heavy metal content. This research was
conducted on November 2023 – February 2024. Tebu rawa samples were taken in
the Waldeman River, Mappi Regency, South Papua. Heavy metal analysis was
carried out at the Analyses Laboratory, Department of Agronomy and Horticulture,
Faculty of Agriculture, IPB. Proximate analysis and Van Soest analysis were
carried out at the Feed Science and Technology Laboratory, Department of
Nutrition and Feed Technology, Faculty of Animal science, IPB. The proximate
analysis carried out included water content, ash content, crude protein, crude fiber
and crude The results of the research show that tebu rawa contains more than 18%
crude fiber and more than 35% Neutral Detergent Fiber which makes it classified
as a high fiber feed ingredient. Tebu rawa can be used and has potential as a feed
ingredient for ruminants because due to good nutrient content and low heavy metal
content.