Show simple item record

dc.contributor.advisorJusadi, Dedi
dc.contributor.advisorEkasari, Julie
dc.contributor.authorGamal, Mohammad Luthfi
dc.date.accessioned2024-09-23T11:49:12Z
dc.date.available2024-09-23T11:49:12Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/158771
dc.description.abstractBudidaya kepiting bakau untuk soka sampai saat ini masih mengandalkan ikan rucah sebagai pakannya, karena pakan komersial belum tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pertumbuhan dan lama molting kepiting bakau menjadi kepiting soka dengan dua jenis pakan berbeda, yakni pakan buatan dan ikan rucah. Kepiting dipelihara secara individu di dalam setiap crab box yang diletakkan di dalam bak berisi air dengan salinitas 15–26 g/L, atau di dalam tambak yang berisi air salinitas 35–50 g/L. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari, pada pukul 07:00 dan 16:00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pakan buatan pada kepiting yang dipelihara dalam bak mempercepat waktu molting 3 hari, meningkatkan jumlah kepiting molting (soka), serta menurunkan rasio konversi pakan dibanding penggunaan ikan rucah. Pada pemeliharaan di tambak, penggunaan pakan buatan memperlambat waktu molting 1 hari, menurunkan jumlah soka, tetapi dapat memberikan rasio konversi pakan yang lebih baik. Secara keseluruhan, pemeliharaan kepiting bakau di bak (salinitas 15–26 g/L) menghasilkan soka yang lebih banyak, waktu pemeliharaan yang lebih singkat, serta rasio konversi pakan yang lebih baik dibanding pemeliharaan di tambak dengan salinitas 35–50 g/L. Penggunaan pakan buatan untuk pemeliharaan di dalam bak menghasilkan pendapatan kotor terbanyak. Kata kunci: ikan rucah, kepiting bakau, kepiting soka, molting, pakan buatan.
dc.description.abstractCultivation of mud crab to produce soft shell currently still relies on bycatch as a food source, because commercial feed unavailable. The aim of this research was to evaluate the growth and molting time of mud crabs into soft shell crabs with two different types of feed, namely artificial feed and trash fish. Crabs were kept individually in each crab box which is placed in a tank containing water with a salinity of 15–26 g/L, or in a pond containing water with a salinity of 35–50 g/L. Feeding was done twice a day, at 07:00 and 16:00. The results of the research showed that the use of artificial feed for crabs in tanks accelerated molting time by 3 days, increased the number of molting crabs (soft shell), and reduced the feed conversion ratio compared to using trash fish. When rearing in ponds, the use of artificial feed slows down the molting time by 1 day, reduces the number of soft shell, even though it provides better feed conversion ratio. Overall, rearing mud crabs in tanks (salinity 15–26 g/L) produces more soft shell, shorter rearing time, and better feed conversion ratio compared to rearing in ponds with a salinity of 35– 50 g/L. The use of artificial feed for rearing in tank produces the highest gross income. Keywords: artificial feed, molting, mud crabs, soft shell crabs, trash fish.
dc.description.sponsorshipKEDAIREKA IPB (2023)
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleEfektivitas Pemberian Pakan Buatan pada Budidaya Kepiting Soka yang Dipelihara dalam Sistem Berbedaid
dc.title.alternativeThe Effectiveness of Artificial Feeding in Soft- Shell Crab Cultivation Maintained in Different Systems
dc.typeSkripsi
dc.subject.keywordIkan rucahid
dc.subject.keywordkepiting bakauid
dc.subject.keywordmoltingid
dc.subject.keywordpakan buatanid
dc.subject.keywordkepitng sokaid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record