Evaluasi Pemanfaatan Kacang Koro Pedang (Canavalia ensiformis) sebagai Subtitusi Bungkil Kedelai Dalam Pakan Ayam Petelur
Abstract
Produksi telur di Indonesia relatif meningkat setiap tahunnya menjadikan kebutuhan peternak akan pakan berkualitas untuk menunjang usaha tersebut juga semakin tinggi, akan tetapi harga bahan pakan yang masih relatif tinggi terutama bahan pakan sumber protein cukup membebani biaya produksi. Oleh karena itu diperlukan bahan pakan lokal sebagai alternatif untuk menggantikan bahan pakan impor seperti bungkil kedelai sebagai upaya untuk menekan harga pakan dan meningkatkan keuntungan dalam usaha peternakan, terutama usaha ayam petelur. Salah satu bahan pakan lokal yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai alternatif menggantikan bahan pakan impor adalah kacang koro pedang (Canavalia ensiformis). Maka tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan kacang koro pedang sebagai subtitusi protein bungkil kedelai dalam pakan ayam petelur. Penelitian ini menggunakan 150 ekor ayam petelur strain Lohmann Brown umur 42 minggu dengan bobot rata-rata 1,3 – 1,5 kg. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 3 perlakuan (P0 : Pakan kontrol tanpa tepung kacang koro, P1: Protein tepung kacang koro menggantikan 30% protein bungkil kedelai dan P2: Protein tepung kacang koro menggantikan 60% protein bungkil kedelai) dan 5 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 10 ekor ayam. Ayam ditempatkan pada kandang baterai dengan ukuran 22 cm x 40 cm x 40 cm yang diisi satu ekor ayam. Kacang koro pedang yang digunakan diberikan perlakuan berupa perendaman selama 24 jam dengan perbandingan antara kacang koro dan air adalah 1:2. Kacang koro yang sudah direndam dikupas kulitnya kemudian dicuci bersih dan dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 60 ºC selama 24 jam. Kacang koro yang sudah kering kemudian dijadikan tepung menggunakan grinder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung kacang koro pada pakan ayam petelur dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 9,65% dan 19,3% menurunkan performa, mengganggu perkembangan folikel kuning telur, serta mempunyai efek negatif terhadap kinerja organ dalam (hati, jantung dan pankreas) dan kinerja organ reproduksi. Metode perendaman selama 24 jam dan pengeringan menggunakan oven dengan suhu 60 ºC selama 24 jam belum efektif menurunkan kadar trypsin inhibitor.
Collections
- MT - Animal Science [1206]