View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Fisheries
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Fisheries
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Strategi Rantai Distribusi Ikan Pada UD Sumber Rezeki Laut, Tuban

      Thumbnail
      View/Open
      Cover (434.3Kb)
      Fulltext (1.732Mb)
      Lampiran (419.6Kb)
      Date
      2024
      Author
      Iqbal, Muhammad Nur
      Mustaruddin
      Kurniawati, Vita Rumanti
      Novita, Yopi
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Usaha Dagang Sumber Rezeki Laut (yang selanjutnya disingkat menjadi UD Sumber Rezeki Laut) merupakan usaha yang bergerak dalam bidang jual beli ikan laut yang berlokasi di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Bulu, Kabupaten Tuban. Jenis ikan yang biasa diperjualbelikan adalah ikan kembung, kembung banjar, layang, dan bentrong. Ikan-ikan tersebut sering diistilahkan oleh pedagang lokal dengan sebutan “ikan pasar”. Aktivitas yang dilakukan oleh UD Sumber Rezeki Laut yaitu pembelian ikan dari nelayan di PPP Bulu dan menjualnya ke pedagang besar di luar daerah PPP Bulu. Salah satu pedagang besar yang diketahui rutin mendapatkan pasokan ikan dari UD Sumber Rezeki Laut berada di Pasar Balekambang, Kota Solo. Pasar ini berjarak 184 km dari dari UD Sumber Rezeki Laut dengan lama waktu pengiriman selama 4-5 jam. Setelah sampai di Pasar Balekambang, “ikan pasar” ini nantinya akan didistribusikan oleh pedagang besar ke pedagang kecil, restoran, hingga konsumen rumah tangga di Kota Solo dan sekitarnya. Jumlah ikan yang dikirimkan oleh UD Sumber Rezeki Laut ke Pasar Balekambang berkisar 0,5 - 1,5 ton ikan untuk satu kali pengiriman. Namun saat kondisi bulan purnama terjadi, UD Sumber Rezeki Laut kesulitan mendapatkan pasokan ikan sesuai dengan minimal pengiriman yaitu 0,5 ton, sehingga harus menunggu satu malam untuk memenuhinya. Kuota minimum tersebut telah ditetapkan oleh UD Sumber Rezeki Laut agar dapat menutupi biaya operasional dalam satu kali pengantaran. Jika jumlah ikan tidak memenuhi kapasitas minimum pengiriman maka ikan akan disimpan dahulu selama satu malam dalam box fibre atau disebut distribusi tertunda, hingga jumlah minimum ikan pendistribusian terpenuhi. Pendistribusian tertunda dapat sering terjadi seiring dengan perubahan musim penangkapan ikan maupun sumber daya ikan yang berpengaruh pada banyaknya pasokan ikan di PPP Bulu Tuban. Penurunan kualitas mutu ikan yang disebabkan adanya waktu tunggu dalam semalam dapat terjadi. Selain itu, dibutuhkan biaya lebih untuk menjaga kualitas ikan selama disimpan semalam. Salah satu kerugian akibat kualitas ikan yang tidak baik adalah terjadi penolakan oleh pembeli di Pasar Balekembang Solo. Kualitas mutu ikan dapat terjaga dengan melakukan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan melakukan penanganan ikan yang baik mengikuti prinsip Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB) serta memiliki strategi yang efektif dan efisien untuk mendistribusikan ikan. Penanganan ikan yang baik perlu dilakukan mulai dari titik pembelian ikan di PPP Bulu, hingga ke titik akhir yaitu Pasar Balekambang. Sesuai dengan pernyataan Mustaruddin et al. (2016) mutu ikan dapat menentukan tingkat penerimaannya di pasaran. Berdasarkan uraian tersebut, UD Sumber Rezeki Laut membutuhkan strategi penanganan dan pendistribusian ikan yang mampu mempertahankan kualitas mutu ikan serta tetap menguntungkan secara finansial, untuk mengatasi potensi kerugian karena penolakan ikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang diteliti serta interaksinya dengan lingkungan. Kasus yang akan diamati adalah distribusi ikan pada UD Sumber Rezeki Laut yang berada di PPP Bulu Tuban. Tahap awal yang akan dilakukan adalah mengidentifikasi aktivitas distribusi pada UD Sumber Rezeki Laut, untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh UD Sumber Rezeki Laut. Setelah mengetahui aktivitas distribusi, dilakukan pengambilan data terkait titik kritis berdasarkan aktivitas penanganan ikan, kualitas mutu ikan serta biaya operasional, agar dapat merencanakan strategi yang efektif serta efisien pada distribusi ikan di UD Sumber Rezeki Laut. Aktivitas distribusi yang dilakukan UD Sumber Rezeki Laut terbagi menjadi dua. Distribusi langsung dan distribusi tertunda. Distribusi langsung adalah aktivitas distribusi yang pengirimannya dilakukan pada hari yang sama. Distribusi tertunda adalah aktivitas distribusi yang yang pengirimannya dilakukan pada hari selanjutnya, setelah volume ikan terpenuhi. Terdapat titik kritis yang terjadi pada distribusi langsung dan tertunda. Titik kritis tersebut berpotensi terjadinya penurunan kualitas mutu ikan, hal tersebut dibuktikan dengan adanya penurunan kualitas mutu ikan yang terjadi selama aktivitas distribusi. Hasil uji organoleptik menunjukan kualitas mutu ikan yang menurun dari awal ikan dibeli hingga ikan diterima oleh pedagang besar. Beban biaya pada UD Sumber Rezeki Laut adalah biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yang ditanggung adalah lapak, kebersihan, keamanan, air, biaya penyusutan. Biaya variabel UD sumber Rezeki Laut sebagai berikut harga beli ikan, karyawan, es batu, garam, dan biaya pengiriman. Beban biaya terbesar selain harga beli ikan adalah biaya pengiriman. Rekomendasi strategi pada distribusi UD Sumber Rezeki Laut berdasarkan hasil analisis SWOT adalah 1) menjaga dan memperluas suplai dan pasar; 2) menjaga dan menambah hubungan baik dengan para pemilik ikan dan pembeli ikan; 3) memonitor tren pasar secara aktif dan mengadopsi strategi pemasaran untuk memperluas jangkauan pasar, 4) merancang organisasi usaha untuk mendukung lokasi usaha yang strategis; 5) melakukan pelatihan pegawai mengenai penangan ikan yang baik; 6) mencari sumber modal tambahan untuk meningkatkan ketersediaan bahan penunjang yang diperlukan; 7) menggunakan fleksibilitas pasar untuk menyesuaikan dengan perubahan musiman; 8) memanfaatkan kemampuan memilih ikan untuk mengatasi ancaman kerusakan fisik; 9) memanfaatkan akses yang luas ke sumber daya ikan untuk mengatasi persaingan dengan kompetitor; 10) mengestimasi harga jual yang optimal, 11) mengoptimalkan struktur organisasi untuk meningkatkan daya saing terhadap kompetitor di daerah lain; dan 12) mencari alternatif pendanaan pada musim tertentu untuk mengatasi keterbatasan modal. Berdasarkan hasil matriks IE strategi yang dibuat bersifat hold and maintain (mempertahankan dan memelihara).
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/156643
      Collections
      • MT - Fisheries [3203]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository