Show simple item record

dc.contributor.advisorTanopruwito, Djoni
dc.contributor.advisorHartoyo
dc.contributor.authorSianipar, Elizoncius
dc.date.accessioned2024-08-06T06:51:10Z
dc.date.available2024-08-06T06:51:10Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/156260
dc.description.abstractPhase pemulihan ekonomi Indonesia kembali dimulai pada tahun 1999, dimana pada periode ini dilakukan berbagai kebijakan pemerintah yang diarahkan mendukung dan memperkuat sendi-sendi perekonomian Nasional. Era ini menangung persoalan yang cukup berap sebagai akibat krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997. Perbankan nasional mengalami keruglan besar yang disebabkan ketidak-mampu debitur menyelesaikan kewajiban membayar angsuran pokok dan bunga, yang menyebabkan terjadinya kredit bermasalah. Pada periode tahun 1997 - 2002 terdapat 77 bank yang ditutup, karena bank mampu memenuhi ketentuan yang ditetapkan Otoritas Moneter. Penutupan bank tidak secara otomatis menyelesaikan masalah, sehingga tidak semua bank ditutup, namun beberapa bank yang masih mempunyai prospek tetap dipertahankan. Langkah awal perbaikan ekonomi nasional dilakukan dengan menyelesaikan masalah yang dihadapi perbankan. Langkah ini dimaksudkan menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat kepada perbankan. Menjaga kepercayaan dilakukan para pemilik bank dengan penyetoran tambahan modal dan penggantian manajemen kepada pihak yang profesional. Sementara Pemerintah sebagai regulator melakukan perbaikan dalam bidang peraturan guna mendukung terciptanya iklim perbankan yang sehat. Langkah penyelamatan bank dengan melakukan setoran tambahan modal oleh pemilik maupun pemerintah menjadi pilihan yang lebih bijaksana meskipun harus mengeluarkan biaya yang besar. Pilihan ini masih lebih baik dibandingkan menutup semua bank yang tidak memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan pemerintah. PT Bank Inter-Pacific Tbk (PT SIP) sebagai salah satu bank yang fokus kegiatannya berupa pembiayaan debitur yang bergerak pada bisnis korporasi juga mengalami kerugian. Suntikan dana dari para pemilik dilakukan guna dapat mendukung kegiatan · operasional bank. Sebagai gambaran umum, PT BIP mengalami kerugian tahun 1998 sebesar Rp. 852.670 juta dan tahun 1999 sebesar Rp.169.736 juta. Sementara bank hanya sebesar Rp.207.047 juta. Penyelamatan PT SIP dilakukan melalui mekanisme penawaran saham terbatas kepada para pemilik. Jumlah lembar saham yang ditawarkan sebanyak 9.625.000.000 lembar saham @ Rp. 15 dengan harga penawaran Rp. 100. Setelah tambahan...dst.
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Keuanganid
dc.titleAnalisis Kelayakan Investasi Bisnis Bank Studi Kasus Pt Bank Inter-Pacific Tbk (Pt Bip)id
dc.subject.keywordSuntikan Modalid
dc.subject.keywordAnalisis Internalid
dc.subject.keywordAnalisis Eksternalid
dc.subject.keywordNeracaid
dc.subject.keywordRugi Labaid
dc.subject.keywordAverage Rate Of Returnid
dc.subject.keywordPayback Periodid
dc.subject.keywordNet Present Valueid
dc.subject.keywordInternal Rate Of Returnid
dc.subject.keywordPayback Periodid
dc.subject.keywordNet Present Valueid
dc.subject.keywordInternal Rate Of Returnid
dc.subject.keywordProfitability Indexid
dc.subject.keywordSensitivity Analysisid
dc.subject.keywordLayak Skenario 2id
dc.subject.keywordPT BIP Tbk
dc.subject.keywordAnalisis Kelayakan lnvestasi Bisnis Bank
dc.subject.keywordSuntikan Modal, Analisis Internal
dc.subject.keywordAnalisis Eksternal
dc.subject.keywordNeraca
dc.subject.keywordRugi Laba
dc.subject.keywordAverage Rate of Return
dc.subject.keywordPayback Period
dc.subject.keywordNet Present Value
dc.subject.keywordInternal Rate of Return
dc.subject.keywordProfitability Index
dc.subject.keywordSensitivity Analysis
dc.subject.keywordLayak skenario 2


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record