| dc.description.abstract | Pengetahuan serta kesadaran tentang perlunya makanan tambahan pada masing-masing individu untuk menjaga kesehatan, meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah agar tidak sakit, serta gaya hidup back to nature yang berembus demikian kuat, telah menciptakan suatu prospek yang sangat cerah pada usaha food supplement. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya bermunculan merek-merek baru yang dipromosikan besar-besaran melalui berbagai media dan bertambah banyaknya outlet-outlet atau gerai-gerai penjual makanan kesehatan di mal-mal, shopping centre seperti Century, Guardian, GNC, Natural Farm, Medi/ab, Dunia Sehat dan apotik-apotik modern lain. Melalui survei, wawancara melalui telepon terhadap 100 responden yang diambil secara acak, temyata 89% dari populasi tersebut telah mengenal suplemen makanan, dan 73 % telah menjadi konsumennya.
Indonesia sebagai negara maritim, seharusnya memiliki kompetensi dalam memproduksi salah satu suplemen makanan laut dalam alami yaitu minyak hati ikan hiu (Squalene). Tetapi dari 22 merek Squalene yang ditemukan di wilayah Jakarta, hanya 1ima produsen yang mendaftarkan produknya sebagai produk dalam negri, dan hanya dua diantaranya saja yang menggunakan bahan baku dari minyak hati ikan hiu basil tangkapan lokal. Salah satunya adalah Mega Squalene. Namun saat ini sudah hampir tidak bergerak, padahal loyalitas konsumen dari merek tersebut cukup tinggi. Hal ini terbukti dengan adanya responden yang telah menjadi konsumen lebih dari 10 tahun. Oleh karena itu, dilakukan suatu penelitian dari sisi konsumen dengan tujuan: (I) Menganalisa bagaimana sikap dan persepsi konsumen terhadap suplemen makanan lokal, khususnya minyak hati ikan hiu Squalene. (2) Atribut-atribut apa yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian Squalene lokal atau impor, dan diharapkan dari hasil penelitian ini dapat merumuskan (3) Strategi pemasaran altematif dalam mengembangkan produk Squalene lokal bagi perusahaan di Indonesia.
Penelitian dilakukan di wilayah DKI Jakarta dari bulan Agustus hingga Oktober 2001. Metode yang digunakan adalah metode survei. Jumlah sampel sebanyak 100 orang diambil dari sampling frame berupa buku telepon white pages DKI Jakarta dengan metode systematic sampling dan 30 orang responden diambil secara purposive sampling dari sampling frame berupa data pelanggan
dari agen penjual dan data pasien pada seorang dokter umum. Data yang dikumpulkan bersifat kualitatif dan kuantitatif meliputi data demografi seperti jenis kelamin, umur, status pemikahan, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan ...dst. | |
