Strategi Pengembangan Perusahaan Umum Prasarana Perikanan Samudera Jakarta Periode 2002-2006
View/ Open
Date
2002Author
Martohandoyo, Harun Al Rasyid
Djohar, Setiadi
Gumbira-Said, E
Metadata
Show full item recordAbstract
Pelabuhan Perikanan Samudera adalah Pelabuhan kapal-kapal ikan tempat mendaratkan hasil tangkapan ikannya untuk didistribusikan ke Pusat Pemasaran Ikan (PPI), Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan konsumen/ industri pengolahan hasil laut atau langsung diekspor. Sebagai negara maritim Indonesia saat ini memiliki 5 (lima) Pelabuhan Perikanan Samudera, 10 (sepuluh) Pelabuhan Perikanan Nusantara dan 17 (tujuh belas) Pelabuhan Perikanan Pantai. Di antara 32 Pelabuhan Perikanan yang tersebar di perairan Nusantara, ada 9 (sembilan) Pelabuhan Perikanan yang dikelola oleh Perusahaan Umum Prasarana Perikanan Samudera Perum Prasarana Perikanan Samudera sebagai BUMN yang seluruh sahamnya dimiliki oleh pemerintah mempunyai kantor pusat di Jakarta dan sembilan cabang di Muara baru Jakarta, Belawan, Pekalongan, Brondong, Lampulo, Pemangkat, Tarakan, Prigi dan Banjarmasin. Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta merupakan pelabuhan perikanan terbesar di Indonesia dengan fasilitas dan sarana pendukung yang lengkap. Pelabuhan ikan memegang peranan penting dalam memberdayakan Sumber Daya Alam hasil laut, khususnya hasil penangkapan Biota laut. Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta tersebut dikelola oleh Perusahaan Prasarana Perikanan Samudera cabang Jakarta yang dalam penulisan Tesis ini sebagai obyek penelitian. Usaha pengelolaan Pelabuhan Perikanan merupakan usaha yang mampu bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi, namun dalam kegiatannya Perum Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta menghadapi berbagai masalah yang harus segera diatasi. Tujuan penelitian untuk penyusunan tesis ini adalah mengidentifikasi dan merumuskan masalah sebagai upaya memformulasikan kembali Strategi Perum dengan prioritas Strategi terpilih dan program implementasi di bidang produksi dan kinerja operasional dalam periode tahun 2002-2006. Berbagai masalah yang dihadapi antara lain sebagai berikut: (1) Kondisi sarana prasarana telah melampaui usia teknis dengan kapasitas yang terbatas. (2) Kondisi ekonomi nasional maupun internasional yang kurang mendukung dan kondusif dalam investasi. (3) Dana untuk pengembangan usaha dari internal perusahaan terbatas. (4) Fasilitas pelabuhan belum memadai dengan berkembangnya Teknologi Armada Perikanan yang semakin meningkat (5) Mayoritas pengguna jasa perusahaan adalah nelayan ekonomi lemah dan (6) Kondisi kerawanan Sosial Budaya masyarakat masih labil. Penelitian ini dilakukan dengan metode diskriptif melalui studi kasus. Pembahasan dilakukan untuk mengkaji lingkungan internal dan eksternal perusahaan guna mendapatkan faktor strategis lingkungan. Data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuisioner, wawancara dan observasi langsung di lapangan. Data sekunder dikumpulkan dengan cara studi pustaka, laporan tahunan perusahaan, hasil rapat kerja, hasil seminar, data dari instansi terkait dan data dari Departemen kelautan dan Perikanan Teknik pengambilan data dalam penelitian menggunakan metode purpose sampling, jumlah kuisioner disediakan 24 lembar yang diisi oleh responden dari...dst.
Collections
- MT - Business [1569]