Show simple item record

dc.contributor.advisorBoer, Rizaldi
dc.contributor.advisorWijayanto, Nurheni
dc.contributor.authorFauzan, Ilham Muhammad
dc.date.accessioned2024-08-05T07:01:14Z
dc.date.available2024-08-05T07:01:14Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/155658
dc.description.abstractPaludikultur adalah strategi pemanfaatan lahan alternatif yang bertujuan mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan melalui pembasahan lahan gambut. Perlu pengembangan paludikultur khususnya di Kabupaten Pulang Pisau. Tujuan penelitian ini adalah mendelineasi kemampuan lahan di Desa Tumbang Nusa dan Desa Pilang, dan merumuskan strategi pengembangan paludikultur di Desa Tumbang Nusa dan Desa Pilang Kabupaten Pulang Pisau. Tahapan penelitian diawali dengan studi lapangan, antara lain wawancara dengan pemangku kepentingan dan praktisi paludikultur di dua desa (Desa Pilang dan Tumbang Nusa). Metode analisis yang digunakan adalah overlay, matching, kombinasi teknik SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan prioritas strategi. Hasil analisis spasial menunjukkan bahwa terdapat tiga kelas kemampuan lahan di Desa Tumbang Nusa dan Desa Pilang yaitu kemampuan lahan kelas III, IV dan VI. Kelas kemampuan lahan dominan yaitu pada kelas kemampuan lahan VI dengan luasan 28.264,57 Ha atau 53,61% dari luas kedua desa penelitian. Hasil perhitungan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) menghasilkan koordinat pada diagram kartesius sebesar (0,25; -0,04). Koordinat ini berada di kuadran II, mewakili strategi yang memanfaatkan kekuatan dan meminimalkan ancaman. Strategi yang dirumuskan antara lain: (1) Penyesuaian kondisi lahan (0,6491), (2) Penerapan teknologi terbarukan (0,1713), (3) Perluasan pendanaan dan optimalisasi pemasaran produk (0,1328), dan (4) Pelatihan dan pengembangan masyarakat (0,0468).
dc.description.abstractPaludiculture is Paludiculture is the productive land use of wet and rewetted peatlands that preserves the peat soil and thereby minimizes CO2 emissions and subsidence. This highlights the need for paludiculture development, particularly in Pulang Pisau District. The objective of this research is to delineate land capabilities in Tumbang Nusa and Pilang Villages, and formulate paludiculture development strategies in these areas. The research began with field studies, including interviews with stakeholders and paludiculture practitioners in both villages. The analytical methods employed included overlay, matching, SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) analysis, and Analytical Hierarchy Process (AHP) to prioritize strategies. Spatial analysis results indicated three land capability classes in Tumbang Nusa and Pilang Villages: classes III, IV, and VI. Class VI was the dominant land capability class, covering 28,264.57 hectares or 53.61% of the total area of both research villages. Internal (strengths and weaknesses) and external (opportunities and threats) factor calculations resulted in coordinates on a Cartesian diagram of (0.25, -0.04), placing it in Quadrant II, representing strategies that capitalize on strengths and minimize threats. Formulated strategies included: (1) land condition adaptation (0.6491), (2) application of renewable technology (0.1713), (3) expansion of funding and optimization of product marketing (0.1328), and (4) community training and development (0.0468).
dc.description.sponsorshipCentre for Climate Risk and Opportunity Management in Southeast Asia Pasific (CCROM - SEAP),
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleStrategi Pengembangan Paludikultur di Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengahid
dc.title.alternativePaludiculture Development Strategy in Pulang Pisau Regency, Central Kalimantan Province
dc.typeTesis


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record