Show simple item record

dc.contributor.authorUtami, Yuniarni
dc.date.accessioned2010-05-07T10:23:58Z
dc.date.available2010-05-07T10:23:58Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/15548
dc.description.abstractKomoditi hortikultura merupakan salah satu komoditi pertanian yang mampu memberikan sumber devisa bagi negara untuk kemakmuran masyarakatnya secara menyeluruh. Hortikultura yang meliputi buah-buahan, sayuran, tanaman obat, dan tanaman. Potensi produksi yang besar serta potensi pasar yang baik mengkondisikan buah-buahan sebagai salah satu komoditas hortikultura yang sangat potensial untuk memasuki pasar domestik maupun internasional. Dengan beragamnya jenis buah unggul khas Indonesia, maka diperlukan pemilihan prioritas pengembangan didasarkan pada berbagai aspek dan pertimbangan yang baik. Salah satu komoditi yang memenuhi kriteria tersebut adalah pisang. Pisang yang termasuk jenis tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Di Asia, Indonesia termasuk penghasil pisang terbesar karena sekitar 50 persen produksi pisang Asia berasal dari Indonesia. Kabupaten Cianjur terutama Kecamatan Cugenang yang merupakan sentra produksi pisang seharusnya terus mengembangkan potensi daerah yang dimiliki. Namun kenyataannya, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Luas areal penanaman pisang di daerah tersebut mengalami penurunan karena banyak petani yang menanam komoditas lain yang memiliki umur tanam lebih singkat seperti sayuran dan palawija. Penelitian ini bertujuan mengkaji keragaan usahatani dan menganalisis pendapatan usahatani pisang raja bulu, menganalisis saluran tataniaga, fungsifungsi tataniaga dan efisiensi tataniaga pada masing-masing lembaga tataniaga pisang raja bulu di Desa Talaga, Kecamatan Cugenang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2009 di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat yaitu di Desa Talaga. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan sekunder. Jumlah responden usahatani sebanyak 30 petani pisang raja bulu. Pengambilan responden usahatani dilakukan dengan sengaja (metode purposive) dengan teknik Quota Sampling. Responden untuk analisis tataniaga ditentukan dengan metode survei dengan mengikuti alur tataniaga mulai dari petani sampai ke konsumen. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang tentang keragaan cabang usahatani pisang raja bulu di Desa talaga dan alur tataniaga pisang raja bulu di Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan analisis pendapatan, analisis R/C ratio, analisis saluran tataniaga, analisis fungsi-fungsi tataniaga, analisis marjin, farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran. Input yang digunakan pada usahatani pisang raja bulu terdiri dari bibit, pupuk, alat-alat pertanian: Golok, kored, cangkul, gebyor dan panugar dan tenaga kerja yang digunakan yaitu tenaga kerja pria dan wanita. Dalam melakukan usahatani pisang raja bulu kegiatan yang dilakukan masih terbatas yaitu kegiatan pengolahan lahan, pemupukan, penanaman, penyiangan dan pemeliharaan, dan pemanenan. Dari hasil analisis usahatani pisang raja bulu yang dilakukan, baik oleh petani pemilik maupun petani penggarap di Desa Talaga sudah efisien. Pendapatan yang dihasilkan oleh petani pemilik jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan petani penggarap. Hal itu dapat dilihat dari besarnya rasio R per C atas biaya tunai maupun atas biaya total dari responden petani pemilik. Berdasarkan analisis pendapatan, penerimaan dan rasio R per C atas biaya tunai dan atas biaya total, usahatani yang dilakukan oleh kedua jenis strata yaitu petani pemilik dan penggarap sudah menguntungkan. Dari sisi tataniaga pisang raja bulu dapat dikatakan sudah efisien. Berdasarkan perhitungan dan analisis tataniaga diketahui terdapat enam saluran tataniaga yang digunakan oleh petani pisang raja bulu yang terdapat di Desa Talaga yaitu saluran A yang terdiri dari (Petani - Pedagang Pengecer - Konsumen Akhir), saluran B (Petani - Pedagang Pengumpul Daerah - Pedagang Pengecer - Konsumen Akhir), saluran C (Petani - Pedagang Pengumpul Daerah - Pedagang Besar Daerah - Pedagang Pengecer - Konsumen Akhir), saluran D (Petani - Pedagang Pengumpul - Pedagang Besar Daerah-Konsumen Akhir), saluran E1 (Petani - Pengumpul - Pedagang Besar Luar Daerah - Pasar Swalayan (Giant) - Konsumen Akhir) dan saluran E2 (Petani - Pengumpul - Pedagang Besar Luar Daerah - Pasar Swalayan (Carefour) - Konsumen Akhir). Seluruh lembagalembaga yang terlibat dalam penyaluran pisang mulai dari tingkat petani hingga konsumen akhir adalah pedagang pengumpul, pedagang besar daerah dan luar daerah, pasar swalayan dan pedagang pengecer. Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh lembaga-lembaga tersebut berupa fungsi pertukaran (pembelian dan penjualan), fungsi pengadaan secara fisik (penyimpanan, pengolahan, pengangkutan) serta fungsi pelancar (sortasi dan grading). Lembaga yang melakukan fungsi pengolahan cenderung memperoleh keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan lembaga tataniaga lainnya. Dalam setiap lembaga yang terlibat dalam proses penyaluran pisang raja bulu, dilakukan fungsi-fungsi tataniaga yang dapat menambah nilai ekonomi dan nilai jualnya. Dari keenam saluran tataniaga yang diteliti, saluran yang paling efisien bagi petani adalah saluran A, sedangkan saluran yang paling efisien bagi pedagang (lembaga pemasaran) adalah saluran E2.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisis Cabang Usahatani dan Tataniaga Pisang Raja Bulu (Musa paradisiaca.sp) (Kasus Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat)id
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record