Karakteristik dan Dampak Pengelolaan Ekosistem Mangrove Rehabilitasi di Kawasan Konservasi dan Wisata: Studi Kasus Pulau Pramuka dan Pulau Pari
Abstract
Ekosistem mangrove memiliki manfaat ekologi maupun ekonomi. Namun, rentan
terhadap kerusakan dan penurunan biodiversitas. Oleh sebab itu, pemahaman mengenai
pengelolaan dan strategi rehabilitasi mangrove penting. Penelitian ini bertujuan
menganalisis karakteristik pengelolaan ekosistem mangrove di kawasan konservasi dan
wisata di Pulau Pramuka dan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, pada November 2023–Februari
2024. Metode yang digunakan, yaitu melakukan wawancara secara purposive sampling,
pengambilan data vegetasi mangrove, dan sampel makrozoobentos. Variabel yang
dianalisis meliputi karakteristik pengelolaan (tata kelola, aturan lokal, strategi rehabilitasi,
dan pengelolaan pasca tanam) dan dampak pengelolaan (cakupan mangrove rehabilitasi,
kerapatan mangrove, dan keanekaragaman makrozoobentos). Hasil penelitian
menunjukkan dua jenis mangrove di Pulau Pramuka (Rhizophora stylosa dan Rhizophora
mucronata) dan empat jenis mangrove di Pulau Pari (Rhizophora stylosa, Rhizophora
apiculata, Soneratia alba, dan Bruguiera cylinndrica). Tingkat kerapatan mangrove pada
kedua pulau tergolong sangat padat (31.714-128.500 ind/ha). Kepadatan makrozoobentos
di Pulau Pramuka dan Pulau Pari masing-masing sebesar 121 ind/m2 dan 189 ind/m2 dengan
keanekaragaman sedang. Kerapatan mangrove berkorelasi positif dengan kepadatan
makrozoobentos (r>0.9). Terdapat perbedaan pengelolaan mangrove di kedua pulau dari
segi tata kelola, aturan lokal, pengawasan dan pemeliharaan pasca tanam. The mangrove ecosystem has both ecological and economic benefits. However, it is
vulnerable to damage and biodiversity loss. Therefore, understanding mangrove
management and rehabilitation strategies is crucial. This research aims to analyze the
characteristics of mangrove ecosystem management in conservation and tourism areas on
Pramuka Island and Pari Island, Kepulauan Seribu, from November 2023 to February 2024.
The methods used include purposive sampling interviews, mangrove vegetation data
collection, and macrozoobenthos sampling. The variables analyzed include management
characteristics (governance, local regulations, rehabilitation strategies, and post-planting
management) and management impact (rehabilitated mangrove coverage, mangrove
density, and macrozoobenthos diversity). The research results show two types of
mangroves on Pramuka Island (Rhizophora stylosa and Rhizophora mucronata) and four
types on Pari Island (Rhizophora stylosa, Rhizophora apiculata, Soneratia alba, and
Bruguiera cylindrica). The mangrove density on both islands is classified as very dense
(31,714-128,500 ind/ha). The macrozoobenthos density on Pramuka Island and Pari Island
is 121 ind/m2 and 189 ind/m2, respectively, with moderate diversity. Mangrove density
positively correlates with macrozoobenthos density (r>0.9). There are differences in
mangrove management between the two islands in terms of governance, local regulations,
post-planting monitoring, and maintenance.