Show simple item record

dc.contributor.advisorAyuningtyas, Gilang
dc.contributor.advisorS, Tekad Urip Pambudi
dc.contributor.authorHakim, Akhmad Daffa
dc.date.accessioned2024-07-26T08:06:18Z
dc.date.available2024-07-26T08:06:18Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/154889
dc.description.abstractBriket bioarang merupakan salah satu produk olahan limbah peternakan. Briket bioarang yang baik memiliki kadar air yang rendah, laju pembakaran yang rendah dan nilai kalor yang tinggi. Faktor yang mempengaruhinya adalah bahan briket dan perekat yang dipakai. Bahan briket utama pada briket bioarang ini ialah feses domba yang ditambahkan arang tempurung kelapa dan Perekat yang di pakai ialah tapioka dengan diberi tambahan minyak jelantah. Penambahan arang tempurung kelapa dan minya jelantah bermaksud untuk menjadikan briket tersebut optimal dan memiliki nilai jual. Produk briket belum cukup dikenal dalam masyarakat umum dan peternak, karena produk tersebut biasa dapat ditemui pada restoran atau rumah makan mewah karena harga briket jauh lebih tinggi dibandingkan harga arang kayu atau tempurung kelapa dipasaran namun kualitas arang biasa dan briket tentunya berbeda jika dilihat dari laju pembakaran maka briket tentu lebih lama dengan abu yang tidak begitu banyak sedangkan arang biasa tentu berkebalikannya. Formulasi bahan briket menjadi kunci dalam kualitas briket bioarang. Pada formulasi bahan briket brioarang terdapat tambahan bahan yang digunakan yaitu arang tempurung kelapa dan minyak jelantah. Sehingga bahan tersebut akan meningkatkan kualitas briket bioarang feses domba dan mengurangi pemcemaran limbah feses domba dan kambing.
dc.description.abstractBioarang briquettes are one of the processed livestock waste products. Good biocharcoal briquettes have low water content, low combustion rate and high calorific value. Factors that influence this are the briquettes and adhesive materials used. The main briquette ingredients in these bioarang briquettes are sheep feces added to coconut shell charcoal and the adhesive used is tapioca with added used cooking oil. The addition of coconut shell charcoal and used cooking oil aims to make the briquettes optimal and have sales value. Briquette products are not well known to the general public and livestock farmers, because these products can usually be found in restaurants or luxury restaurants because the price of briquettes is much higher than the price of charcoal. Wood or coconut shells are on the market, but the quality of ordinary charcoal and briquettes is of course different if you look at the burning rate, so briquettes certainly last longer with not as much ash, while ordinary charcoal is of course the opposite. The formulation of briquette materials is the key to the quality of biocharcoal briquettes. In the formulation of brioarang briquettes, additional ingredients are used, namely coconut shell charcoal and used cooking oil. So this material will improve the quality of sheep feces biocharcoal briquettes and reduce pollution from sheep and goat feces waste.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleOptimalisasi Perekat Tapioka Dan Minyak Jelantah Pada Briket Bioarang Feses Domba Dengan Penambahan ArangTempurung Kelapaid
dc.title.alternativeOptimization of Tapioca Adhesive and Waste Cooking Oil in Sheep Feces Biocharcoal Briquettes with the Addition of Coconut Shell Charcoal
dc.typeTugas Akhir
dc.subject.keywordBioarang briquettesid
dc.subject.keywordsheep fecesid
dc.subject.keywordtapiocaid
dc.subject.keywordused cooking oilid
dc.subject.keywordcoconut shell charcoalid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record