dc.description.abstract | Tanaman rempah-rempah merupakan salah satu tanaman unggulan yang dihasilkan di Indonesia. Rempah-rempah memiliki manfaat yang besar dalam memenuhi kebutuhan manusia dan memegang peranan penting dalam penyerapan tenaga kerja dan sebagai sumber devisa Negara. Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat dan adanya perkembangan trend back to nature, maka semakin banyak industri yang bergerak di bidang pengolahan dengan menggunakan bahan baku rempah-rempah tersebut. Hasil olahan berbahan baku rempah-rempah salah satunya adalah minuman tradisional seperti minuman bandrek. PT Liza Herbal International (PT LHI) adalah salah satu industri kecil yang berdiri tanggal 17 Maret 2005 dan bergerak dibidang produksi suplemen kesehatan, minuman kesehatan berbahan baku tanaman obat dan rempah-rempah. Pada bulan April 2008 PT LHI meluncurkan produk baru yaitu minuman bandrek dengan merek StarBandrek. Sebelumnya sudah banyak perusahaan yang memproduksi produk bandrek dengan berbagai merek yang beredar di pasaran, dengan demikian tingkat persaingan bisnis dalam industri minuman bandrek dapat dikatakan ketat, sehingga apabila PT LHI dengan produk barunya ini ingin dapat bertahan dan berkembang dalam industri minuman bandrek, maka harus memahami keragaman dan kesamaan konsumen atau perilaku konsumen, sehingga mampu memasarkan produknya dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses keputusan pembelian konsumen StarBandrek, sikap konsumen terhadap atribut bandrek merek StarBandrek, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk StarBandrek, dan menyusun rekomendasi alternatif kebijakan pemasaran berdasarkan studi perilaku konsumen terhadap pemasaran produk StarBandrek. Pengambilan responden dilakukan di empat lokasi yaitu Hotel Salak, Hotel Sempur Park, Lapangan Sempur dan Taman Yasmin. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), dengan alasan keempat lokasi merupakan tempat penjualan langsung StarBandrek. Analisis data yang dilakukan mencakup (1) Analisis deskriptif (2) Analisis Multiatribut Angka Ideal, dan (3) Important Performance Analysis (IPA). Mayoritas konsumen StarBandrek adalah orang yang sudah menikah (69 persen) berusia antara 44-51 tahun (32 persen), berpendidikan sarjana (50 persen) yang bekerja di sektor swasta (45 persen) dengan tingkat pengeluaran lebih besar dari Rp 900.000 per bulan (90 persen). Sedangkan proses keputusan pembelian yang dimulai dari tahap pengenalan kebutuhan, menunjukkan bahwa alasan dan motivasi awal responden mengkonsumsi minuman bandrek sebagian besar adalah iii kesadaran responden akan pentingnya minuman bandrek untuk menjaga kesehatan (35 persen) dan manfaat yang dicari sebagian besar responden mengkonsumsi minuman bandrek yaitu untuk menghangatkan badan dan mengobati masuk angin (75 persen). Pada tahap pencarian informasi, responden mendapatkan informasi mengenai minuman bandrek yaitu dari penjual dan SPG (29 persen). Atribut yang banyak dipertimbangkan dalam mengevaluasi alternatif adalah kandungan bahan alami. Pada tahap pembelian, sebagian besar responden melakukan pembelian di kedua tempat yaitu di tempat pameran dan gerai atau outlet yang berada di hotel. Pada tahap evaluasi pasca pembelian, responden menyatakan puas dengan bandrek StarBandrek dengan persentase 89 persen dan responden akan melakukan pembelian ulang. Nilai sikap responden terhadap bandrek StarBandrek (42,52) dan bandrek Hanjuang (35,61) artinya kedua produk tersebut termasuk kategori sangat baik dimana secara keseluruhan atribut yang ada pada kedua produk dipersepsikan sangat baik dimata responden. Namun, nilai sikap responden terhadap produk Hanjuang lebih baik dibandingkan produk StarBandrek karena nilai sikapnya lebih kecil, sehingga untuk produk StarBandrek perlu meningkatkan kinerja atribut produknya terutama pada atribut ketersediaan produk, iklan dan promosi, harga, kuantitas/isi dan kemasan. Hasil analisis Important Performance Analysis (IPA), menunjukkan bahwa atribut StarBandrek yang harus diperhatikan perusahaan PT LHI adalah harga dan ketersediaan produk. Atribut yang dinilai konsumen sudah baik dan harus dipertahankan adalah rasa, aroma, manfaat, kandungan bahan alami, komposisi, kejelasan tanggal kadaluarsa, terdapat izin DepKes, label Halal MUI dan kualitas produk. Atribut yang tidak menjadi prioritas untuk diperbaiki adalah kemasan, merek, iklan dan promosi, kuantitas atau isi. Sedangkan atribut yang dinilai berlebihan kinerjanya adalah petunjuk cara penyajian dan variasi rasa. Sedangkan Hasil Customer Satisfaction Index (CSI) konsumen StarBandrek yang mencapai 73,87 persen berada pada selang 0,66 sampai dengan 0,80, sehingga dapat dikatakan bahwa secara umum indeks kepuasan konsumen untuk atribut yang diuji pada produk StarBandrek dalam kriteria puas. Saran dalam penelitian ini, sebaiknya PT LHI melakukan penambahan dalam ketersediaan produk di pasar dengan cara melakukan pendistribusian produk di toko-toko ataupun minimarket. Penetapan harga produk bandrek StarBandrek hendaknya disamakan pada setiap tempat penjualan. Pihak PT LHI sebaiknya lebih intens lagi dalam mengikuti pameran-pameran baik di wilayah Bogor maupun diluar Bogor, dan sebagai bahan masukan bagi pihak perusahaan sebaiknya melakukan iklan dan promosi yang lebih menarik dan intens lagi baik dimedia cetak maupun media elektronik. Sedangkan untuk desain kemasan StraBandrek, pihak perusahaan sebaiknya mengevaluasi kembali dalam desain kemasan produk sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. Dengan demikian konsumen akan merasa lebih puas terhadap atribut-atribut yang ada pada produk StarBandrek sehingga konsumen akan terus melakukan pembelian ulang dan keuntungan yang diperoleh perusahaan pun semakin meningkat. | id |