Pemodelan dan Bukti Empiris Dampak Implementasi Cukai Minuman Bergula Dalam Kemasan untuk Menurunkan Prevalensi Penyakit Tidak Menular: Tinjauan Literatur Sistematik

Abstract

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit kronis tidak menular yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetika, pola diet, gaya hidup yang tidak sehat, fisiologis, dan lingkungan. Dewasa ini, angka PTM semakin meningkat akibat tingginya konsumsi gula dalam makanan olahan, terutama minuman bergula dalam kemasan/ Sugar-Sweetened Beverages (MBDK). Dibutuhkan upaya untuk mengatasi PTM secara cepat melalui implementasi cukai MBDK. Dalam menguji efektivitas implementasi cukai, pendekatan yang dapat digunakan dapat berbentuk analisis pemodelan dan bukti empiris. dibutuhkan suatu tinjauan literatur sistematik untuk dapat mengambil kesimpulan mengenai hubungan implementasi cukai MBDK terhadap penyakit tidak menular. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, meninjau, serta meringkas temuan dari semua studi individu yang mengevaluasi pengaruh implementasi cukai minuman bergula dalam kemasan terhadap prevalensi penyakit tidak menular berdasar pemodelan dan bukti empiris. Kajian tinjauan literatur sistematik ini mengikuti protokol PRISMA 2020 dengan tahapan penyusunan pertanyaan peneltian, penentuan kriteria inklusi dan ekslusi, penyusunan strategi dan pengelolaan hasil pencarian, serta penyusunan laporan. Artikel terpilih yang telah sesuai dengan tahap seleksi dinilai kualiatasnya menggunakan Critical Appraisal Skill Proggramme 2018 (CASP) for economical evaluation. Berdasar proses seleksi melalui PRISMA 2020, sebanyak 29 artikel dinyatakan layak untuk disintesis dan dievaluasi lebih lanjut dalam tinjaun literatur sistematik. Artikel yang didapatkan berasal dari negara: Afrika Selatan, Amerika (Brazil, USA, Kanada, Mexico), Australia, Filipina, India, Indonesia, Inggris (Ireland dan UK), dan Thailand Hasil menunjukkan sebanyak 95% artikel berdasar simulasi pemodelan menunjukkan efektivitas implementasi cukai terhadap penurunan prevalensi PTM dengan rerata tarif cukai yang disimulasikan adalah 10-20%. Implementasi cukai berdasar bukti empiris di Amerika dinyatakan tidak efektif untuk menurunkan prevalensi PTM (71% artikel) dengan rerata tarif yang diterapkan berkisar 1-5%. Perbedaan hasil berdasar pemodelan dan bukti empiris mengimplikasikan bahwa implementasi cukai di dunia nyata kurang efektif untuk diterapkan apabila tarif yang diterapkan sangat rendah, sehingga tidak mampu memengaruhi kelompok masyarakat yang akan berimbas pada rendahnya penurunan prevalensi PTM. Berdasar kajian yang dilakukan pada penelitian ini, cukai MBDK tidak efektif untuk menurunkan prevalensi PTM akibat preferensi konsumen yang tidak mengalami perubahan. Namun, hasil kajian cukai MBDK berperan membatasi otonomi konsumen untuk membeli MBDK, sehingga konsumsi gula bebas dan gula tambahan dari MBDK akan mengalami penurunan. Selain itu, cukai MBDK dapat meningkatkan pendapatan negara. Diperlukan adanya multi-aksi untuk mendukung keberlangsungan implementasi cukai MBDK, diantaranya: edukasi serta promosi pola hidup sehat dan dorongan untuk melakukan reformulasi pada produk MBDK oleh industri. selain itu sebelum dilakukan implementasi cukai MBDK perlu dilakukan simulasi pemodelan cukai menggunakan Proportional Multi-State Life Table dan Cost Effectiveness Analysis.

Non-communicable diseases (NCDs) are non-communicable chronic diseases caused by various factors such as genetics, dietary patterns, unhealthy lifestyles, physiology, and the environment. Nowadays, the number of NCDs is increasing due to the high consumption of sugar in processed foods, especially sugar-sweetened beverages (SSB). Efforts are needed to overcome PTM quickly through the implementation of MBDK excise. In testing the effectiveness of tax implementation, the approach that can be used can be in the form of modeling simulation analysis and evidence-based. A systematic literature review is needed to be able to conclude the relationship between the implementation of SSB tax and non-communicable diseases. This study aims to identify, review, and summarize the findings of all individual studies that evaluate the effect of implementing a tax on sweetened drinks on the prevalence of non-communicable diseases based on simulation models and evidence of incidence. This systematic literature review study follows the PRISMA 2020 protocol with stages of preparing research questions, determining inclusion and exclusion criteria, developing strategies for managing search results, and preparing reports. Selected articles that follow the selection stage are assessed for their quality using the Critical Appraisal Skill Program 2018 (CASP) for economical evaluation. Based on the selection process through PRISMA 2020, 29 articles were declared suitable for synthesis and further evaluation in a systematic literature review. The articles obtained came from: South Africa, America (Brazil, USA, Canada, Mexico), Australia, Philippines, India, Indonesia, England (Ireland and UK), and Thailand. The results show that 95% of articles based on modeling simulations show the effectiveness of implementation excise to reduce the prevalence of NCDs with the simulated average tax rate being 10-20%. The implementation of the MBDK tax based on evidence of incidents in America was declared ineffective in reducing the prevalence of NCDs (71% of articles) with the average rate applied ranging from 1-5%. The difference in results based on modeling simulations and event evidence implies that the implementation of tax in the real world is less effective if the rate applied is very low so that it is unable to influence community groups which will result in a low reduction in the prevalence of NCDs. Based on studies conducted in this research, the SSB tax is not effective in reducing the prevalence of NCDs because consumer preferences have not changed. However, the study results also show that the SSB tax plays a role in limiting consumer autonomy to purchase SSB, so that consumption of free sugar and added sugar from SSB will decrease. In addition, SSB tax can increase state revenue. Multi-actions are needed to support the continued implementation of the SSB tax, including: education and promotion of healthy lifestyles and encouragement to reformulate SSB products by industry. Apart from that, before implementing MBDK excise, it is necessary to carry out excise modeling simulations using the Proportional Multi-State Life Table and Cost Effectiveness Analysis.