Pengaruh Fermentasi Ekskreta Puyuh yang Ditambahkan Larutan Fenol Organik dalam Pakan terhadap Produksi Maggot BSF
Date
2024Author
Awaliyah, Izzahtulloh Rizky
Purwanto, Bagus Priyo
Priyambodo, Danang
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati Pengaruh Fermentasi Ekskreta Puyuh yang Ditambahkan Larutan Fenol Organik dalam Pakan terhadap Produksi Maggot BSF. Penelitian ini dilaksanakan selama 12 minggu pada bulan Juli sampai Oktober 2023 di Laboratorium Ternak Unggas kampus Sekolah Vokasi IPB. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial, dengan perlakuan media ekskreta tanpa fermentasi (P1) dan media ekskreta fermentasi (P2). Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali, data yang diperoleh
dibahas secara deskriptif. Prosedur yang dilakukan yaitu: pemeliharaan puyuh, pemberian larutan fenol organik pada pakan puyuh, persiapan instalasi biokonversi, koleksi ekskreta puyuh, pengukuran suhu dan pH, pemanenan, produksi maggot segar dan kering, prduksi kasgot, dan pengamatan karakteristik kasgot. Hasil biokonversi menunjukkan bahwa produksi maggot BSF segar pada P1 adalah 15.67
± 2.08 dan P2 adalah 14.00 ± 1.73. Produksi maggot BSF kering pada P1 adalah 3.30 ± 0.33 dan P2 adalah 2.89 ± 0.32. Secara umum, pemberian larutan fenol organik pada pakan dalam budidaya puyuh menghasilkan ekskreta yang kurang baik sebagai media untuk pertumbuhan maggot BSF. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati Pengaruh Fermentasi Ekskreta Puyuh yang Ditambahkan Larutan Fenol Organik dalam Pakan terhadap Produksi Maggot BSF. Penelitian ini dilaksanakan selama 12 minggu pada bulan Juli sampai Oktober 2023 di Laboratorium Ternak Unggas kampus Sekolah Vokasi IPB. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial, dengan perlakuan media ekskreta tanpa fermentasi (P1) dan media ekskreta fermentasi (P2). Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali, data yang diperoleh
dibahas secara deskriptif. Prosedur yang dilakukan yaitu: pemeliharaan puyuh, pemberian larutan fenol organik pada pakan puyuh, persiapan instalasi biokonversi, koleksi ekskreta puyuh, pengukuran suhu dan pH, pemanenan, produksi maggot segar dan kering, prduksi kasgot, dan pengamatan karakteristik kasgot. Hasil biokonversi menunjukkan bahwa produksi maggot BSF segar pada P1 adalah 15.67 ± 2.08 dan P2 adalah 14.00 ± 1.73. Produksi maggot BSF kering pada P1 adalah 3.30 ± 0.33 dan P2 adalah 2.89 ± 0.32. Secara umum, pemberian larutan fenol organik pada pakan dalam budidaya puyuh menghasilkan ekskreta yang kurang baik sebagai media untuk pertumbuhan maggot BSF.
