Show simple item record

dc.contributor.advisorSunarti, Titi Candra
dc.contributor.advisorRaharja, Sapta
dc.contributor.advisorSyamsu, Khaswar
dc.contributor.authorHerman, Winda
dc.date.accessioned2024-06-30T01:26:40Z
dc.date.available2024-06-30T01:26:40Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/153016
dc.description.abstractKonjak glukomanan memiliki keunggulan sebagai bahan pembentuk gel dan lapisan film berbasis biopolimer, sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan substitusi gelatin pada pembuatan hard capsule. Penelitian ini bertujuan untuk merancang kondisi optimum dari formula hard capsule berbasis konjak glukomanan dan karagenan. Metode yang digunakan yaitu Response Surface Methodology (RSM), model Box-Behnken Design (BBD) pada program design expert 13.0. Variabel faktor yang dianalisis adalah rasio konjak glukomanan (X1), karagenan (X2) dan gliserol (X3) dengan variabel respon yaitu kadar air kapsul dan disintegrasi kapsul. Uji pendukung lainnya yaitu spesifikasi hard capsule dan kinerja disolusi obat yang dikemas oleh hard capsule dari kondisi optimum. Kondisi optimum yang direkomendasikan RSM dari hasil optimasi formula yaitu konjac glukomanan 2,84%, karagenan 1,81% dan gliserol 0,11% dengan tingkat desirability 0,910% atau setara dengan 91%. Setelah dilakukan uji validasi diperoleh kadar air kapsul 7,23% dan disintegrasi kapsul 10,35 menit. Hasil validasi kondisi optimum yang direkomendasikan terhadap nilai respon yang didapatkan sudah sesuai dengan target yaitu sebesar 91%. Penampakan hard capsule kombinasi konjak glukomanan dan karagenan memiliki warna bening agak keruh, terdapat bintik-bintik butiran konjak glukomanan yang belum larut sempurna dan juga terdapat gelembung udara (Bubble) yang terperangkap didalam larutan hard capsule pada saat pencetakan sehingga menyebabkan permukaan hard capsule tidak terlihat mulus. Meskipun penampakan permukaan kapsul yang dihasilkan mempengaruhi daya tarik secara estetika, tetapi tidak mempengaruhi hard capsule secara fungsional dalam penghantaran obat. Kinerja drug delivery system dalam penelitian ini dirpengaruhi oleh spesifikasi pada hard capsule, dimana ketebalan kapsul yang rendah dapat mempercepat waktu disintegrasi kapsul sehingga obat dapat dilepaskan dalam waktu singkat. Hasil pengujian menunjukkan waktu pecah kapsul berkisar antara 2-7 menit, kemudian obat dilepaskan 80% dalam waktu 6-12 menit dan eritromisin stearat dalam kapsul terdisolusi sebesar 49,19% dalam waktu 120 menit, nilai ini masih rendah dari standar farmakope Indonesia dimana eritromisin stearat harus larut tidak kurang dari 75% dalam waktu 120 menit pada jumlah etiket yang tertera. Pada penelitian ini pemodelan kinetika disolusi dilakukan untuk menggambarkan laju pelepasan obat dan model pelepasannya. Model kinetika Higuchi menggambarkan disolusi eritromisin stearat terbaik dari model lainnya. Model kinetika Higuchi memberikan nilai Rsqr adj dan MSC terbesar, serta nilai AIC dan MSE terkecil dari model kinetik lainnya. Kinetika pelepasan obat higuchi menjelaskan pelepasan obat sebagai proses difusi melalui bahan penghalang atau matriks. Model ini termasuk pelepasan obat yang semakin lama zat aktifnya akan dilepaskan dengan kecepatan rendah.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleOptimasi Formula Hard Capsule Berbasis Konjak Glukomanan dan Karagenanid
dc.title.alternativeOptimization of Formula Hard Capsule Based on Konjac Glucomannan and Carragenanid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordHard Capsuleid
dc.subject.keywordKaragenanid
dc.subject.keywordKonjak Glukomananid
dc.subject.keywordOptimasi Formulaid
dc.subject.keywordcarrageenanid
dc.subject.keywordkonjac glucomannanid
dc.subject.keywordOptimization formulaid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record