Hubungan Persepsi terhadap Budaya Merarik dan Status Sosial Ekonomi dengan Motivasi Melakukan Pernikahan Dini
Abstract
Pernikahan dini memberikan beragam dampak negatif bagi individu yang
melaksanakannya, oleh karena itu perlu diketahui motivasi mendorong munculnya
fenomena tersebut. Berdasarkan sumbernya motivasi dibagi menjadi dua yaitu
motivasi internal berupa persepsi individu terhadap budaya merarik, dan eksternal
berupa status sosial ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan antara persepsi terhadap budaya merarik dan status sosial ekonomi
dengan motivasi melakukan pernikahan dini di Desa Aikmel. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang didukung oleh
data kualitatif. Data akan dianalisis menggunakan analisis korelasi rank spearman.
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, dan
wawancara mendalam digunakan untuk mendapatkan data pendukung kualitatif.
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Aikmel yang melakukan
pernikahan dini dengan budaya merarik berjumlah 67 orang yang di pilih secara
purposive. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang kuat dan
signifikan antara persepsi terhadap budaya merarik dan motivasi melakukan
pernikahan dini, sedangkan status sosial ekonomi dan motivasi melakukan
pernikahan dini tidak memiliki hubungan yang signifikan. Early marriage has various negative impact. Therefore its necessary to know the
motivation that drives that phenomenon. Based on its resources motivations
divided by two. Internal in the form of individual perception and external in the
form of socio economic status This research aims to analyze the relationship
between perceptions of Merik culture and family socio-economic status with
motivation for early marriage in Aikmel Village. The approach used in this
research is a quantitative approach supported by qualitative data. Data will be
analyzed using Spearman rank correlation analysis. The main instrument used in
this research was a questionnaire, and in-depth interviews were used to obtain
qualitative supporting data. The respondents in this research were the people of
Aikmel Village who entered into early marriages with the Merarik culture,
totaling 67 people who were selected purposively. The results of the research
show that there is a strong and significant relationship between the perception of
Merik culture and motivation for early marriage, while socio-economic status and
motivation for early marriage do not have a significant relationship.