Pemanfaatan eceng gondok [Eichornia crassipes] untuk bahan baku briket sebagai bahan bakar alternatif
View/ Open
Date
2009Author
Nuryana, Fahmi
Purwaningsih, Sri
Hendra, Djeni
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian dilakukan dengan dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian inti. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk mengetahui karakteristik bahan baku pembuatan briket dan mencari interval konsentrasi perekat yang digunakan untuk membuat briket eceng gondok. Penelitian inti dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah membuat briket eceng gondok, tahap kedua meneliti kadar perekat terbaik dari masing-masing jenis briket eceng gondok, dan tahap ketiga adalah membandingkan nilai kalor bakar, nilai proksimat, dan uji performansi masing-masing jenis briket yang memiliki kadar perekat terbaik untuk memilih briket terbaik.
Penelitian pendahuluan mendapatkan data mengenai rendemen dan karakteristik dari bahan baku eceng gondok dan interval konsentrasi perekat yang digunakan untuk membuat briket eceng gondok. Rendemen dari eceng gondok yang akan digunakan untuk menjadi bahan baku briket berupa serbuk eceng gondok kering dan arang eceng gondok adalah sebesar 39,67% dan 6,79%. Konsentrasi perekat yang digunakan untuk pembuatan briket arang eceng gondok adalah sebesar 2,5%; 5%; dan 7,5%, pada briket campuran arang eceng gondok dan biobriket eceng gondok kadar perekat yang diteliti 7,5%; 10%; dan 12,5%, sedangkan pada biobriket sebesar 10%; 12,5 %, dan 15%. Konsentrasi tersebut ditentukan berdasarkan daya ikat antara bahan dengan perekat.
Penelitian inti dilakukan perbandingan kadar perekat dalam masing-
masing jenis briket untuk menentukan kadar perekat terbaik. Perbandingan antara
jenis briket dengan kadar perekat optimum untuk menentukan jenis briket eceng
gondok terbaik dalam fungsinya sebagai bahan bakar alternatif. Kadar perekat
optimum ditentukan dengan hasil analisis ragam dan uji lanjut Duncan, hasil
penelitian menunjukkan bahwa karakteristik briket terbaik adalah briket arang
eceng gondok dengan perekat optimum sebesar 5% (kalor sebesar 3346 kalori
pergram, kerapatan 0,37 gram/cm³, keteguhan tekan 4,5 kg/m², kadar karbon
terikat 51,39%, kadar air 4,4%, kadar zat menguap 25,27%, kadar abu 18,93%),
untuk briket campuran dengan perekat optimum sebesar 10% (nilai kalor sebesar
3062 kalori pergram, kerapatan 0,48 gram/cm³, keteguhan tekan 5,76 kg/m², kadar
karbon terikat 538,42%, kadar air 5,8%, kadar zat menguap 42,42%, kadar abu
13,36%), dan pada biobriket eceng gondok kadar perekat optimumnya sebesar 15
% (nilai kalor sebesar 2601 kalori pergram, kerapatan 0.34 gram/cm³, keteguhan
tekan 3,83 kg/m², kadar karbon terikat 27,97%, kadar air 7,6%, kadar zat
menguap 53,81%, kadar abu 10,62%). Hasil analisis ragam dan uji lanjut beda
nyata terkecil menunjukkan hasil briket terbaik adalah briket campuran (nilai
kalor sebesar 3062 kalori pergram, kerapatan 0,48 gram/cm³, keteguhan tekan
5,76 kg/m², kadar karbon terikat 538,42%, kadar air 5,8%, kadar zat menguap
42,42%, kadar abu 13,36 %).
Collections
- UT - Aquaculture [2038]