Uji fermentabilitas dan kecernaan in vitro suplemen Zn anorganik dan Zn organik dalam ransum ruminansia
View/ Open
Date
2003Author
Silalahi, Rohani E.
Sutardi, Toha
Tjakradidjaja, Anita S.
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu masalah dalam peningkatan produksi susu di Indonesia adalah defisiensi mineral dalam pakan. Seng (Zn) merupakan salah satu unsur mikro yang paling defisien dalam pakan ruminansia. Kasus terjadinya defisiensi Zn pada ternak ruminansia menurut beberapa ahli merupakan hal yang tidak mungkin terjadi. Namun demikian, pengamatan pengamatan menunjukkan yang paling banyak terjadi adalah defisiensi marjinal. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi fisiologis ternak akan mineral tersebut yang sebenarnya sudah berada pada batas ambang defisiensi (borderline defisiensi), oleh karena tidak terdeteksi tetapi ternak menunjukkan respon yang baik pada pemberian Zn.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek mineral Zn anorganik dan Zn organik dalam ransum ruminansia terhadap fermentabilitas dan kecernaan in vitro dalam cairan rumen. Rancangan yang dilakukan dalam percobaan adalah rancangan kelompok faktorial 10 x 3 berulangan 3, dimana inokulum (cairan rumen kerbau) digunakan sebagai ulangan, faktor A sebagai ransum perlakuan, faktor B adalah lama fermentasi untuk mengukur produksi VFA total dan konsentrasi monia dan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 ulangan dan 10 perlakuan untuk mengukur KBK dan KBO. Ransum perlakuan terdiri dari K, (Ransum Kontrol), K2 (K₁+fungi tanpa mineral), A (K₂ + Zn anorganik) dengan 4 level (8, 16, 24, 32 ppm) dan O (K + Zn organik) dengan 4 level (8, 16, 24, 32 ppm). Lama fermentasi diamati 1, 3 dan
5 jam setelah inkubasi dilakukan. Ransum yang diberi kapang Rhizopus sp. tidak berpengaruh terhadap produksi VFA total dan kecernaan in vitro tetapi menurunkan konsentrasi amonia dari ransum kontrol. Suplementasi mineral Zn meningkatkan nilai KBK dan KBO dari ransum kontrol (P<0,05). Suplementasi Zn organik efeknya lebih tinggi dibandingkan Zn anorganik terhadap KBK dan KBO in vitro. Level optimum supienentasi Zn organik sebanyak 8 ppm dan Zn anorganik sebanyak 24 ppm dalam ransunı. Hal ini berarti bahwa suplementasi Zn organik lebih efisien dibandingkan Z.n anorganik….