dc.description.abstract | Sebagian besar domba di Indonesia terinfeksi nematoda saluran pencernaan. Infeksi nematoda pada domba dapat menyebabkan gangguan produksi ternak dan kerugian bagi peternak. Tingkat gangguan dan kerugian tersebut sangat tergantung pada derajat infeksi, status nutrisi dan kekebalan ternak. Kenikir (Tagetes erecta L.) mengandung senyawa polyacetylene yang menunjukkan aktivitas nematisidal dan berpotensi digunakan sebagai obat cacing. Disamping senyawa tersebut, kenikir mengandung alkaloid pirolizidina yang dapat mempengaruhi metabolisme dalam rumen domba.
Penelitian ini bertujuan mengetahui: (1) laju pertumbuhan domba yang diinfeksi nematoda saluran pencernaan, (2) pengaruh suplementasi mineral seng terhadap kecacingan, (3) konsumsi bahan kering dan fermentabilitas pakan domba yang diberi daun kenikir, dan (4) perkembangan telur cacing pada tinja domba yang mengandung residu ekstrak daun kenikir.
Penelitian menggunakan 36 ekor domba berumur sekitar 1 tahun dengan bobot hidup 13,3 1,8 kg. Domba diberi pakan campuran berupa rumput gajah kering yang digiling dan konsentrat dengan rasio 50: 50 sebanyak 4% dari bobot hidup per hari. Air minum disediakan ad libitum. Dua kelompok domba mendapat ransum bersuplemen 30 ppm Zn. Pada awal percoabaan domba dibebascacingkan. Setelah domba diadaptasikan dengan kondisi lingkungan dan pakan, domba diinfeksi 5000 larva (L3) nematoda saluran pencernaan. Tepung atau ekstrak daun kenikir diberikan selama 5 hari berturut-turut setelah masa prepaten dengan dosis 0,3 g dan 2,25 ml per kg bobot hidup. Konsumsi bahan kering diukur setiap hari dan domba ditimbang seminggu sekali. Jumlah telur cacing dalam tinja domba diukur 3 minggu setelah infeksi, sepuluh hari sebelum dan sesudah pemberian kenikir. | id |