Peningkatan kualitas pakan serat bermutu rendah dengan amoniasi dan inokulasi digesta rumen
Abstract
Keterbatasan lahan dan rendahnya kualitas pakan membatasi peningkatan pro- duksi ternak ruminansia, terutama ternak penghasil daging, sehingga produksi ternak yang ada tidak dapat memenuhi permintaan yang semakin meningkat. Perbaikan kuali- tas pakan dapat dilakukan dengan perlakuan alkali seperti penambahan urea (amoniasi urea). Perlakuan tersebut dapat meningkatkan produksi susu dan pertambahan bobot badan sapi perah. Tanpa mempengaruhi produksi susu, perlakuan amoniasi yang diga- bungkan dengan inokulasi isi rumen, ternyata dapat meningkatkan pertambahaan bobot badan yang lebih baik lagi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh perlakuan amoniasi dan inokulasi digesta rumen terhadap enam pakan serat bermutu rendah serta mempela- jari respon masing-masing pakan tersebut.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Laboratorium Ruminolo- gi, Fakultas Peternakan IPB dari bulan Agustus hingga Desember 1993.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok pola faktorial 6x6, dengan cairan rumen sebagai kelompok. Perlakuan yang diterapkan ter- diri atas dua faktor; faktor A adalah 6 macam pakan serat (rumput raja, rumput gajah, rumput lapangan, jerami padi, tebon jagung dan bagas tebu), dan 6 taraf urea (0, 1.5, 3.0, 4.5, 6.0 dan 7.5% dari bahan kering (BK) sampel) sebagai faktor B. Digesta ru- men sebanyak 15% BK juga ditambahkan pada masing-masing kombinasi faktor perla- kuan A dan B tersebut. Peubah yang diamati adalah keadaan fisik pakan setelah perla- kuan, kandungan nutrien (BK, BO dan PK) pakan, kandungan serat (ADF, lignin dan silika) pakan, konsentrasi amonia (NH), produksi asam lemak terbang (VFA), degradasi BK (DBK) dan degradasi BO (DBO) in sacco serta kecernaan BK (KBK) dan
kecernaan BO (KBO) in vitro dari pakan serat yang diuji. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pakan serat yang mengalami perlakuan
amoniasi menghasilkan bau amonia yang menyengat. Amoniasi urea meningkatkan pH pakan serat uji tetapi tidak mempengaruhi suhu fermentasinya (27-29° C). Kadar BK keenam pakan meningkat setelah perlakuan dari 87.4% menjadi 89.6%, sedangkan ka- dar BO dan PK pakan berkurang masing-masing dari 88.1% dan 9.1% menjadi 86.6% dan 7.8%, walaupun amoniasi urea itu sendiri meningkatkan kadar PK pakan dari 4.6% (urea 0%) menjadi 10.0% (urea 7.5%). Amoniasi urea meningkatkan kadar lignin pakan dari 8.8% (urea 0%) menjadi 17.1% (urea 7.5%) dan cenderung menurunkan
kadar silika pakan serat dari 7.35% (urea 0%) menjadi 6.67% (urea 7.5%). Konsentrasi amonia yang dihasilkan oleh tiap pakan berbeda nyata (P<0.01),
rumput gajah, rumput lapangan dan tebon jagung menghasilkan amonia lebih tinggi
daripada rumput raja, jerami padi dan bagas tebu. Amoniasi urea cenderung meningkatkan produksi amonia pakan yaitu dari 5.4 mM (urea 0%) menjadi 8.61 mM (urea 7.5%). Perbedaan pakan serat juga mempengaruhi produksi VFA (P<0.01), produksi VFA tertinggi dicapai oleh rumput gajah (78.05 mM) dan terendah oleh bagas tebu (31.26 mM). Perlakuan amoniasi tidak berpengaruh terhadap produksi VFA pakan yang berkisar antara 19.0-117.5 mM (P<0.01).
Laju degradasi BK dan BO rumput lapangan memperlihatkan nilai paling tinggi (0.286 dan 0.300% per jam) sedangkan bagas tebu paling rendah (0.116 dan 0.128% per jam) (P < 0.01) . DBK dan DBO antar pakan berbeda (P < 0.01) tertinggi terjadi pada rumput lapangan, rumput raja dan tebon jagung sedangkan bagas tebu memperli- hatkan nilai DBK dan DBO paling rendah. DBK dan DBO pakan serat uji meningkat secara linier dengan penambahan taraf urea (P < 0.01)
Nilai KBK dan KBO antar pakan uji berbeda nyata (P < 0.01) tergantung pada kandungan isi sel, lignin dan silika pakan. Nilai tertinggi terjadi pada tebon jagung (33.08 dan 32.67)%, diikuti oleh rumput raja (31.83 dan 28.30%), rumput gajah (30.29 dan 26.68%), rumput lapangan (30.27 dan 26.84%), jerami padi (22.64 dan 22.49%) dan bagas tebu (16.88 dan 16.22%). Perlakuan amoniasi meningkatkan KBK dan KBO pakan serat secara linier (P < 0.01)
Amoniasi urea dan inokulasi digesta rumen akan lebih efektif bila dilakukan pada pakan serat dengan kadar dinding sel yang tinggi. Pada bagas tebu dan jerami padi sebaiknya ditambahkan urea sebanyak 6%, pada rumput gajah dan rumput lapangan sekitar 3-4.5%, sedangkan pada rumput raja dan tebon jagung tidak lebih dari 3% BK.