Penggunaan daun kembang sepatu dan minyak kelapa dalam ransum bersumber protein utama gamal dan angsana dengan suplementasi sulfur
View/ Open
Date
1994Author
Widayati, Mucharomah Prayu
Sutardi, Toha
Evvyernie, Dwierra
Metadata
Show full item recordAbstract
Pada ransum berkualitas rendah, protozoa menekan pertumbuhan bakteri pen- cerna pakan, sehingga perlu adanya usaha mengurangi populasi protozoa dalam rumen yang disebut defaunasi parsial. Pada sisi lain rendahnya kualitas rumput sebagai pakan utama ternak memerlukan pencarian alternatif hijauan yang dapat menggantikan rumput misalnya leguminosa pohon (gamal dan angsana). Akan tetapi sumber protein leguminosa pohon sering mengalami defisien asam amino metionin. Hal ini dapat diatasi dengan suplementasi sulfur.
Tujuan penelitian dari ini mengadakan uji banding antara Leguminosa sumber protein solubel dan bypass (gamal) dengan leguminosa pohon sumber protein bypass (Angsana), antara daun kembang sepatu dengan minyak kelapa sebagai agensia defaunasi, serta antara suplemen sulfur inorganik dengan Amonium sulfat ((NH4)2SO4) dan Analog Hidroksi Metionin (a-hidroksi-r-metiltiobutirat)
Peubah yang diukur adalah kecernaan bahan kering dan bahan organik, produksi amonia dan asam lemak terbang (VFA) dengan metode in vitro, kelarutan, degradasi dan laju degradasi bahan kering dan bahan organik dengan metode in sacco. Rancang- an percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok berulangan 3 dengan pola faktorial 2 * 3 * 3 dan 2x3. Cairan rumen merupakan kelompok.
Kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, produksi amonia dan asam lemak terbang ransum bersumber protein gamal lebih tinggi dibandingkan dengan ransum bersumber protein angsana masing-masing pada P < 0.01 P < 0.01 P < 0.01 dan P < 0.05 Kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum bersumber protein gamal dan angsana meningkat setelah didefaunasi baik dengan kembang sepatu maupun minyak kelapa (P < 0.01) Kualitas kembang sepatu sebagai agensia defaunasi lebih baik daripada minyak kelapa. Defaunasi dengan kembang sepatu atau minyak kelapa dapat meningkatkan produksi amonia ransum bersumber protein gamal dan angsana (P < 0.01) . Kembang sepatu meningkatkan produksi asam lemak terbang (VFA) ransum bersumber protein gamal tetapi menurunkan produksi VFA ransum bersumber protein angsana. Produksi VFA ransum bersumber protein gamal atau angsana yang didefaunasi dengan minyak kelapa sama dengan produksi VFA ransum yang tidak didefaunasi. Suplemen sulfur inorganik tidak berbeda nyata dengan Amonium sulfat dan Analog Hidroksi Metionin. Berarti Sulfur inorganik dapat menggantikan Amonium sulfat atau Analog Hidroksi Metionin.
Kelarutan, degradasi dan laju degradasi bahan kering dan bahan organik ransum bersumber protein gamal lebih tinggi dibandingkan dengan ransum bersumber protein angsana (P < 0.01) Kembang sepatu dan minyak kelapa menurunkan kelarutan bahan kering dan bahan organik ransum bersumber gamal atau angsana (P < 0.01) Kembang sepatu dan minyak kelapa tidak berpengaruh nyata terhadap degradasi bahan kering dan bahan organik ransum bersumber protein gamal tetapi meningkatkan degradasi bahan kering dan bahan organik ransum bersumber protein angsana. Pada ransum bersumber protein gamal, laju degradasi bahan kering tidak dipengaruhi oleh perlakuan defaunasi. Pada ransum bersumber protein angsana defaunasi menurunkan laju degradasi bahan kering. Minyak kelapa meningkatkan laju degradasi bahan organik ransum bersumber protein gamal dan angsana. Kembang sepatu menurunkan laju degradasi bahan organik ransum bersumber protein utama gamal tetapi meningkatkan pada ransum angsana.
Kembang sepatu lebih efektif digunakan sebagai agensia defaunasi. Penggu- naannya memberikan efek yang lebih baik pada ransum bersumber protein bypass (angsana).