dc.description.abstract | Ayam Kampung yang hidup berkeliaran produktivitasnya rendah, tetapi mempunyai peranan yang cukup penting dalam menyumbang protein hewani, terutama telurnya bagi masyarakat di pedesaan. Produksi telur ayam Kampung dapat ditingkatkan apabila diberi ransum yang baik seperti pada ayam ras dan dilakukan seleksi.
Dalam memberikan ransum perlu diperhatikan masalah efisiensi. Apabila diberikan ransum petelur komersial, maka kebutuhan zat-zat makanan dapat berlebih. Pemberian ransum yang tidak sesuai kebutuhan akan memperbesar biaya ransum.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Unggas, Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian berlangsung dari tanggal 4 Juli sampai dengan 29 Agustus 1996. Sebagai materi digunakan ayam Kampung periode produksi sebanyak 24 ekor berumur 16 bulan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi ransum yang menghasilkan telur berkualitas baik dengan harga murah. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Tiap ulangan terdiri dari 2 ekor ayam. Perlakuan pertama (R1) yaitu ransum petelur komersial produksi PT Gold Coin, perlakuan kedua (R2) yaitu ransum yang disusun dari jagung kuning, dedak, bungkil kedelai, tepung ikan, CaCO3, DCP, Top Mix dan minyak. Perlakuan ketiga (R3) yaitu ransum yang disusun dari konsentrat, jagung kuning dan dedak.
Peubah yang diukur adalah berat telur, Haugh Unit (HU), warna kuning telur, berat jenis telur, tebal kerabang dan berat kerabang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tiga macam ransum tidak menyebabkan perbedaan dalam berat telur, Haugh Unit (HU), warna kuning telur, berat jenis telur, tebal kerabang dan berat kerabang. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa efisiensi pemberian ransum dapat meningkat bila menggunakan R3 karena selain harga per kg lebih murah juga menghasilkan kualitas telur yang tetap baik. | id |