| dc.description.abstract | Ampas teh merupakan limbah industri minuman kemasan, dapat merupakan bahan makanan non-konvensional, yang digunakan sebagai bahan baku industri makanan ternak. Ampas teh mengandung Protein kasar sebesar 27 persen dan serat kasar 27.9 persen, serta kandungan ligninnya 29 persen, tetapi mengandung zat anti nutrisi yaitu tanin.
Penelitian dilakukan di Lembaga Penelitian dan Pengembangan Peternakan Bogor, bulan Agustus sampai akhir Nopember 1994, menggunakan domba bobot badan 10 g 0.7 Kg.
Rancangan yang digunakan adalah Bujur Sangkar Latin (BSL) dengan empat perlakuan ransum yaitu R1 (0% Ampas Teh 45% Lamtoro), R2 (15% Ampas Teh, 30% Lamtoro), R3 (30% Ampas Teh, 15 % Lamtoro), dan R4 (45% Ampas Teh, 0% Lamtoro). Lama periode setiap perlakuan 14 hari, sedangkan masa pengumpulan feces dan urine Tiga hari. Data yang diperoleh dianalisa sidik ragam. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan ransum
tidak berpengaruh nyata pada Konsumsi Bahan Kering dan
Kecernaannya, Konsumsi Protein dan Kecernaannya, Konsumsi
Energi dan Kecernaannya, Neraca Nitrogen dan Nilai Biologis Protein Ransum, tetapi memperlihatkan adanya perbedaan
yang berurutan pada pemberian ransum R2, R3, dan R4 pada
Konsumsi Protein, kecernaan Bahan Kering, Protein dan
Energi, Konsumsi Energi, Energi Dapat Dicerna, sedangkan
R1 lebih rendah dari R2 pada Konsumsi dan Kecernaan
Protein, dan Kecernaan Energi. Dan R1 lebih tinggi dari R2
pada Kecernaan Bahan Kering dan Energi Feces, sedangkan
Konsumsi Bahan Kering menunjukan peningkatan sampai pemberian ransum R3 dan turun pada pemberian ransum R4. Neraca
Nitrogen, Nilai Biologis Protein, dan Nitrogen
Urine
memperlihatkan ketidak urutan pada perlakuan ransum. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ampas teh dapat digunakan sebagai bahan pakan sumber protein dalam ransum domba hingga 45 persen. | id |