Penampilan kambing dara yang diberi konsentrat mengandung bungkil biji kapuk
Abstract
Pakan kambing terdiri atas hijauan dan konsentrat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan biaya konsentrat maupun ransum secara keseluruhan adalah dengan menggunakan bahan pakan yang relatif murah, mudah didapat, kontinyu dan kualitasnya baik serta penggunaannya tidak bersaing dengan manusia ataupun ternak lain. Sehubungan dengan hal tersebut bahan pakan potensial untuk digunakan adalah limbah industri pertanian. Salah satu diantaranya yaitu bungkil biji kapuk. Kandungan protein kasar dan serat kasar bungkil biji kapuk cukup tinggi. Menurut Lubis (1963) kandungan protein kasar bungkil biji kapuk adalah 32,85% sedangkan kandungan serat kasarnya adalah 30,34%. Permasalahan yang dihadapi dalam penggunaan bungkil biji kapuk sebagai bahan makanan ternak selain palatabilitasnya rendah juga terdapat asam siklopropenoat yang bersifat racun. Namun efek racun asam siklopropenoat dapat berkurang oleh proses hidrogenasi di dalam rumen (Cook et al., 1976).
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Perah, Laboratorium Ilmu Makanan Ternak dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor dan berlangsung selama 10 minggu yaitu dari tanggal 8 Desember 1997 sampai 16 Pebruari 1998. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh taraf pemberian bungkil biji kapuk 0%, 10%, 20%, dan 30% dari bahan kering konsentrat terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan efisiensi penggunaan makanan pada kambing dara.
Dalam penelitian ini digunakan 12 ekor kambing dara Peranakan Etawah(PE) berumur 4 sampai 6,5 bulan dengan bobot hidup 1013 kg. Ransum terdiri atas rumput gajah dan konsentrat komersial GT-03 dari Indofeed. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 4 ekor kambing yang dikelompokkan berdasarkan bobot badan awal. Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan efisiensi penggunaan makanan. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bungkil biji kapuk dari masing- masing perlakuan tidak memberikan pengaruh yang nyata baik terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan maupun terhadap efisiensi penggunaan makanan kambing dara.