Pemanfaatan tanin kaliandra (clliandra calothyrsus) sebagai agen pelindung beberapa sumberprotein pakan (in vitro)
View/ Open
Date
1999Author
Ernawati, Ria
Wiryawan, Komang G.
Wina, Elizabeth
Metadata
Show full item recordAbstract
Kaliandra merupakan salah satu tanaman leguminosa yang tahan terhadap kekeringan. Kadar proteinnya sekitar 22% menyebabkan kaliandra dipakai sebagai salah satu alternatif sumber pakan ternak khususnya ruminansia. Kaliandra mempunyai kadar tanin sekitar 8% dan diperkirakan tanin dalam kaliandra ini dapat melindungi protein dari pemecahan oleh mikroba rumen.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi, Biokimia dan Mikrobiologi Nutrisi, Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Fakultas Peternakan IPB dan Laboratorium Teknologi Pakan Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor pada bulan Januari-Oktober 1998. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengikatan tanin terkondensasi terhadap beberapa protein pakan yaitu kasein, isolat protein kedelai dan konsentrat protein daun gamal dan untuk mengetahui manfaat tanin terkondensasi sebagai pelindung protein pakan.
Percobaan dilakukan secara in vitro. Sumber protein yang diuji diberi perlakuan 0%, 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% tanin. Parameter yang diukur adalah kecernaan bahan kering (48 jam) dan konsentrasi amonia pada pengamatan 0, 3 dan 48 jam. Data dianalisis secara RAK Faktorial dan bila interaksinya nyata maka dilanjutkan dengan uji kontras polinomial orthogonal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan sumber protein dan peningkatan kadar tanin sangat nyata (P<0,01) berpengaruh terhadap kecernaan bahan kering dan terlihat adanya interaksi antara tanin dengan sumber protein. Bila dilihat dari penurunan kecernaan bahan keringnya kadar tanin yang efektif untuk melindungi kasein dari degradasi mikroba rumen adalah sebesar 6% dan konsentrat protein daun gamal sebesar 8% sedangkan isolat protein kedelai hampir tidak dipengaruhi oleh tanin. Perbedaan sumber protein berpengaruh terhadap konsentrasi amonia pada pengamatan 0, 3 dan 48 jam. Namun penurunan konsentrasi amonia akibat peningkatan kadar tanin baru terlihat pada pengamatan 48 jam.
Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tanin terkondensasi dalam kaliandra dapat mengikat protein dan dapat digunakan sebagai pelindung protein dari degradasi mikroba rumen. Namun perlu diperhatikan sumber protein yang akan dilindungi karena pengikatan tanin spesifik untuk setiap jenis protein.