Pengaruh suplementasi kolin klorida dalam ransum terhadap performan ayam broiler
Abstract
Kolin (B-Hydroxyethyl-trimethyl ammonium hydroxide) merupakan bagian dari fosfolipid, yang merupakan bagian penting dalam membran sel dan lipoprotein. Kolin digolongkan kedalam bagian dari vitamin B komplek yang mampu memberikan gugus metil untuk sintesis asam amino dan senyawa bermetil lainnya yang dibutuhkan untuk membangun unit-unit dan komponen-komponen penting dalam tubuh. Defisiensi kolin dalam tubuh ternak dapat menyebabkan terganggunya proses metabolisme tubuh, sehingga dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan akumulasi lemak abnormal dalam hati serta terjadinya perosis yang umumnya terjadi pada anak ayam.
Kebutuhan kolin normal dalam tubuh tidak akan cukup apabila hanya berasal dari kolin yang terkandung dalam makanan. Hal ini disebabkan kemampuan daya serap ayam terhadap kolin dan kemampuan untuk mensintesis kolin dalam tubuh hanya dalam jumlah yang sangat sedikit. Dengan adanya suplementasi kolin diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kolin normal tubuh, sehingga memberikan pengaruh positif bagi pertumbuhan ayam broiler. Kolin klorida merupakan salah satu bentuk kolin sintetis yang umum digunakan sebagai bahan tambahan dalam ransum.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suplementasi kolin klorida dalam ransum terhadap performan ayam broiler.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Materi yang digunakan adalah 96 ekor ayam broiler umur satu hari (DOC) yang dipelihara selama 6 minggu. Ransum perlakuan yang digunakan adalah R1 (Ransum Kontrol), R2 (R1+750 mg/kg Kolin Klorida 50%), R3 (R1+1500 mg/kg Kolin Klorida 50%) dan R4 (R1+2250 mg/kg Kolin Klorida 50%). Ransum disusun berdasarkan rekomendasi scott et al. (1982) dengan kandungan energi metabolis 3000 kkal/kg dan protein 24,8% (starter); energi metabolis 3000 kkal/kg dan protein 20,6% (grower-finisher).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi kolin klorida 750 mg/kg (R2) dalam ransum sangat nyata (P<0,01) meningkatkan pertambahan bobot badan. (PBB) dan bobot badan akhir serta menurunkan konversi ransum. Suplementasi kolin klorida 1500 mg/kg (R3) dan 2250 mg/kg (R4) dalam ransum sangat nyata (P<0,01) menurunkan pertambahan bobot badan dan bobot badan akhir serta meningkatkan konversi ransum. Nilai IOFCC untuk ransum perlakuan R2 lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan R1, R3 dan R4. Suplementasi kolin klorida tidak berpengaruh terhadap konsumsi ransum. Dapat disimpulkan bahwa suplementasi kolin klorida 750 mg/kg dalam ransum ayam broiler dapat menghasilkan performan terbaik.