Biaya produksi usaaha budidya ayam broiler pada beberapa tingkat depletion ternak
View/ Open
Date
1999Author
Adyastuti, Rahhutami
Moesa, Zulfikar
Cyrilla, Lucia
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini dilakukan di Desa Bojong Longok, Kecamatan Parakansalak Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat pada bulan April sampai dengan Mei 1998. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui manajemen usaha budidaya ayam broiler, (2) menentukan komposisi biaya yang dikeluarkan dalam satu periode pemeliharaan, dan (3) menganalisis pengaruh tingkat "depletion" selama masa pemeliharaan terhadap biaya produksi. Hal ini diharapkan mampu memberi masukan bagi peternak untuk mengusahakan budidaya ayam broiler untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar lagi. Sekaligus merupakan suatu informasi bagi peternak untuk mewaspadai tingkat dan waktu tingkat "depletion" berbahaya.
Data yang digunakan merupakan data sekunder berupa catatan masa pemeliharaan selama 6 periode produksi berturut-turut dari bulan Februari 1997 sampai dengan bulan Februari 1998. Data yang diperoleh tersebut selanjutnya ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif.
Dari hasil penelitian di ketahui bahwa di peternakan "X" telah menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan cukup baik. Antara lain, merencanakan segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan kelancaran budidaya ayam broiler, yakni dengan mengadakan kontrak kerja bersama produsen sarana produksi peternakan terkait. Disamping itu, juga membuat program pemeliharaan sebagai acuan sehari-hari dalam bekerja. Sebaliknya, untuk pengontrolan kondisi peternakan, pihak pemilik menerapkan peraturan selalu mengisi catatan harian kandang.
Komposisi biaya produksi hasil perhitungan adalah biaya bibit 19,69 persen, biaya pakan 69,60 persen, biaya sewa kandang 2,59 persen, biaya tenaga kerja 2,36 persen, biaya obat-obatan 2,94 persen, biaya pelengkap proses pemeliharaan 2,09 persen dan biaya lain-lain sebesar 0,73 persen. Tingkat "depletion" yang terjadi rata-rata mencapai 7,13 persen, yakni besar tingkat deplesi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor produksi yang diamati dalam penelitian ini yang pengaruhnya hampir mendekati angka 50 persen. Berdasarkan perhitungan lebih lanjut, ternyata kondisi yang terjadi di peternakan "X" akan lebih baik mengalami penurunan harga produk sampai 10 persen dibandingkan kenaikan harga pakan 10 persen.
Collections
- UT - Agribusiness [4614]