Show simple item record

dc.contributor.advisorLaconi, Erika Budiarti
dc.contributor.advisorDjajanegara, Andi
dc.contributor.authorNurhamdani, Nabia
dc.date.accessioned2024-05-31T01:03:52Z
dc.date.available2024-05-31T01:03:52Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152471
dc.description.abstractPenelitian dilakukan di Laboratorium Makanan Ternak, Fapet IPB dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor, untuk mengevaluasi pengaruh faktor penyimpanan terhadap kualitas nutrisi anak daun kelapa sawit (ADKS) sebagai sumber pakan hijauan ternak ruminansia. Anak daun kelapa sawit sebanyak 500 kg dari pohon yang berumur 22-23 tahun berasal dari PTPN IX, Serang-Jawa Barat, dicacah dan sebanyak 300 kg digunakan dalam penelitian. Faktor-faktor yang diuji mencakup (1) 3 perlakuan terhadap ADKS yaitu segar (TO), dilayukan (T1) dan ditambah urea-molase (T2); (2) 2 kondisi pengemasan yaitu secara aerob (A0) dan anaerob (Al) dan (3) waktu penyimpanan selama 8 minggu (0 (B0), 2 (B1), 4 (B2) dan 8 (B3)) dalam rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 2 x 4 x 3 dengan 3 ulangan. Evaluasi nutrisi dilakukan atas contoh yang diambil secara acak melalui analisa bahan kering (BK), bahan organik (BO), protein kasar (PK), neutral detergent fiber (NDF) serta kecernaan bahan kering dan bahan organik secara in vitro (KCBK dan KcBO). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pengemasan secara aerob, kadar BK lebih tinggi (64,38% vs 42,43%), sedangkan kecernaan bahan kering dan bahan organic (KcBK dan KcBO) akan lebih rendah (18,3%; 26,7% vs 21,6%; 32,1%) (p<0,01) dibanding pengemasan secara anaerob. Pada pengemasan ADKS secara anaerob yang ditambahkan urea-molase, kandungan PK (16,82% vs 10,17%; 9,75%) (p<0,01) dan NDF (78,79% vs 74,77%; 74,59%) (p<0,05) lebih tinggi dibanding tanpa perlakuan dan pelayuan. Pada pengemasan secara aerob, penambahan urea-molase menunjukan kadar PK yang lebih tinggi (p<0,05) dibanding segar dan pelayuan (16,88% vs 9,90%; 9,63%), tetapi menurun dengan cepat. Penyimpanan ADKS yang dikemas secara anaerob menunjukkan penurunan kadar BK sampai minggu ke-8 (39,4% vs 47,48%) dan kadar PK sampai minggu ke-4 (10,36% vs 15,11%) dibandingkan sebelum disimpan, sedangkan pada ADKS yang dikemas secara aerob tidak terjadi perubahan komposisi kimia. Kadar BK ADKS didapatkan lebih tinggi bila dilayukan dibanding segar dan ditambahkan urea-molase (58,47% vs 50,75%; 50,99%). Peningkatan kadar PK terjadi bila ADKS disimpan sampai 4 minggu (10,26% vs 8,75%). Peningkatan kadar PK juga didapatkan pada ADKS yang dilayukan pada minggu ke-2 (11,05% vs 7,95%). Penurunan kadar PK ADKS yang ditambahkan urea-molase didapatkan setelah 4 minggu penyimpanan (12,28% vs 28,03%). Disimpulkan bahwa pengemasan secara anaerob tanpa perlakuan tambahan lebih baik dilakukan untuk mempertahankan kualitas gizi ADKS, sedangkan penambahan urea-molase dapat dilakukan saat ADKS diberikan pada ternak….id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcNutrition feed Technologyid
dc.subject.ddcAnimal feedingid
dc.titleEvaluasi nutrisi daun kelapa sawit selama penyimpanan : Evaluation of the nutritive value of oil palm leaflets during storageid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record