Kajian potensi isolat kapang dalam mengkonversi limbah serat kelapa sawit sebagai pakan ruminansia
View/ Open
Date
2003Author
Purwaningrum, Ida Fitri
Amirroenas, Dwierra E.
Irawadi, Tun T.
Metadata
Show full item recordAbstract
Pakan mempunyai peran dominan dalam usaha peternakan untuk berlangsungnya pertumbuhan, produksi dan reproduksi ternak. Oleh karena itu kontinuitas ketersediaannya menjadi hal mutlak. Berlimpahnya sumber serat sebagai limbah dari sektor pertanian dan industri perkebunan dapat dijadikan sebagai pakan pengganti hijauan. Pemanfaatan limbah perkebunan kelapa sawit berupa tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dan sabut kelapa sawit (SKS) sebagai pakan pengganti hijauan telah dibatasi oleh adanya kandungan lignin yang tinggi dan ikatan lignoselulosik yang kuat.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat kapang asal tandan kosong kelapa sawit yang dapat mendegradasi limbah serat kelapa sawit (LSKS) dan mempelajari lebih lanjut peranan salah satu kapang tersebut dalam meningkatkan nutrisi LSKS sehingga dapat digunakan sebagai sumber hijauan pengganti ditinjau dari pengujian in vitro.
Penelitian terdiri dari empat tahap, pertama isolasi dan identifikasi kapang, kedua penumbuhan dan seleksi kapang isolat, ketiga penumbuhan kapang terseleksi pada substrat dan pengujian aktivitas enzim dan keempat pengujian in vitro (fermentabilitas dan kecernaan) LSKS sebagai bahan pakan tunggal ataupun setelah dicampur dalam ransum. Penelitian tahap pertama sampai ketiga diamati secara deskriptif sedang pada tahap keempat rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok faktorial tersarang dengan cairan rumen sebagai kelompok dan faktornya berupa lima jenis substrat yang terdiri dari bahan pakan TKKS, SKS, campuran TKKS dan SKS dengan rasio 1:1, 1:2 dan 2:1 dan serta dua faktor yang lain yaitu fermentasi dan non fermentasi. Rasio terbaik diuji lanjut kualitasnya dalam bentuk ransum dan rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dimana cairan rumen domba sebagai kelompok dan 5 jenis ransum sebagai perlakuan dengan komposisi R1 = rumput gajah 100%+ konsentrat, R2 = rumput gajah 75%+ biomassa 25%+ konsentrat, R3 = rumput gajah 50%+ biomassa 50%+ konsentrat, R4 rumput gajah 25%+ biomassa 75%+ konsentrat dan R5 = biomassa 100%+ konsentrat.
Dari isolasi dan identifikasi diperoleh empat jenis kapang yang dapat tumbuh pada TKKS yaitu Neurospora sitophila, Trichoderma harzianum, Aspergillus niger dan Aspergillus fumigatus. Pengujian selanjutnya menggunakan T. Harzianum. Aktivitas enzim laccase (fenol peroksidase) yang dihasilkan oleh substrat TKKS, SKS dan rasio TKKS SKS 1:2 optimal pada hari keenam. Dari pengujian fermentabilitas in vitro dan kecernaan LSKS terdapat perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) pada koefisien cerna bahan organik (KCBO) LSKS sebagai bahan tunggal pakan, KCBO biomassa LSKS dengan rasio TKKS dan SKS-1:2 dan SKS Jebih tinggi daripada LSKS non fermentasi. Ransum yang mengandung 50% biomassa LSKS rasio 1:2 menunjukkan fermentabilitas dan kecernaan yang terbaik dari level penggunaan biomassa lain dalam ransumnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa biomassa LSKS hasil fermentasi oleh Trichoderma harzianum dan pengujian in vitro dapat digunakan sebagai pakan pengganti hijauan di dalam ransum domba.