Show simple item record

dc.contributor.advisorKooswardhono M
dc.contributor.advisorBurhanuddin
dc.contributor.authorMarliana, Emil
dc.date.accessioned2024-05-30T08:17:44Z
dc.date.available2024-05-30T08:17:44Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152439
dc.description.abstractBertahannya usaha pertenunan sutera dibandingkan para petani ulat sutera yang sekarang ini banyak beralih ke usaha lain dikarenakan para pengusaha mendapatkan nilai tambah yang cukup besar dari pengolahan yang dilakukannya di bandingkan para petani ulat sutera. Jadi meskipun bahan baku yang dibutuhkan tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri sehingga harus mengimpor dari Cina, mereka masih tetap bisa berproduksi dan mendapatkan keuntungan yang besar. Tujuan dari penelitian ini dalah untuk mengetahui berapa besar nilai tambah yang dapat diperoleh dari pengolahan kain tenun sutera alam meliputi proses pengolahan dari benang sutera alam menjadi kain tenun sutera alam masak dan kain tenun sutera mentah serta pengolahan kain tenun sutera alam menjadi batik sutera. Penelitian ini merupakan studi kasus di PD Sutera Alam Soleh dan Batik Tulis Garutan RM yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2003. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis nilai tambah Hayami. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai tambah yang di peroleh dari pengolahan kain batik tulis sutera dengan kain tenun sutera baik itu kain tenun sutera masak maupun kain tenun sutera mentah lebih besar. Hal ini dikarenakan adanya pengolahan lebih lanjut seperti yang di ungkapkan oleh Suparman dkk. dalam Raspati bahwa nilai tambah yang diperoleh akan lebih besar dengan adanya proses pengolahan lebih lanjut dalam suatu proses produksi Kain tenun sutera masak yang di produksi oleh PD SAS memiliki nilai tambah yang lebih besar dari kain tenun sutera mentah yaitu sebesar Rp 592.226,20 per kg kain atau sekitar 64,16% dan Rp 489.634,46 per kg kain tenun sutera mentah atau sekitar 59,95%. Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan satu meter kain sutera alam menjadi kain batik tulis sutera yaitu untuk pengolahan selendang batik tulis sutera sebesar Rp 254.441,17; untuk pengolahan sarung batik tulis sutera sebesar Rp 303.191,17; untuk pengolahan bahan kebaya batik tulis sutera sebesar Rp 229.566,17; untuk pengolahan baju muslim batik tulis sutera sebesar Rp 146.024,50 dan untuk pengolahan kemeja batik tulis sutera sebesar Rp 202.524,50. Nilai tambah ini merupakan selisih dari rilai eutput dengan harga bahan baku dan sumbangan input lain Marjin Keuntungan yang diperoleh pada pengolahan kain tenun sutera masak dan kain tenun sutera mentah adalah Rp 516.068,37 (79,63%) dan Rp 434.656,21 (80,22%). Untuk pengolahan selendang, sarung, bahan kebaya, baju muslim, kemeja batik tulis sutera marjin keuntungannya masing-masing adalah Rp 75.664,16 (20,71%); Rp 176.414,16 (46,42%); Rp 108.789,16 (35,98%); Rp 10.247,49 (4,55%); dan Rp 16.876,99 (5,47%).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisis nilai tambah pengolahan kain tenun sutera : studi kasus pada PD Soleh Aman Sahuri dan Batik Tulis Garutan RM, kabupaten Garutid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record