Evaluasi nutrisi daun kupu-kupu (Bauhinia sp.) sebagai pensubstitusi lamtoro (Leucaena leucocephala) in vivo
View/ Open
Date
1994Author
Irrawati, Retna
Parakkasi, Aminuddin
Herman, Rachmat
Metadata
Show full item recordAbstract
Dedaunan leguminosa mendapat tempat penting selaku hijauan makanan ternak ruminansia, karena kandungan pro- teinnya cukup tinggi. Bauhinia sp. mempunyai potensi sebagai suplemen protein bagi ternak ruminansía dan dapat digunakan sebagai pengganti lamtoro.
Penelitian ini dilakukan di Kandang Laboratorium Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, sebagai lanjutan dari penelitian terdahulu yang dimulai bulan Juli sampai September 1993. Tujuannya adalah untuk mempelajari kadar Bauhinia sp. yang dapat digunakan sebagai pengganti lamtoro ditinjau dari aspek nutrisinya. Kadar yang digunakan adalah 40, 30, 20, 10 dan 0% dalam ransum komplit dengan tingkat substitusi 100, 75, 50, 25, dan 0%. Penelitian dilakukan dalam rancangan acak kelompok
dengan 5 perlakuan dan 3 kelompok. Sebagai perlakuan
adalah daun Bauhinia sp. dan Lamtoro dengan kadar 0, 10,
20, 30, dan 40% dalam ransum komplit, atau dengan tingkat
substitusi 0, 25, 50, 75, dan 100%. Hasilnya menunjukkan bahwa percobaan in vivo dari perlakuan ransum memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap konsumsi bahan kering, konsumsi air minum, pertambahan bobot badan, neraca nitrogen, koefisien cerna bahan kering dan bahan organik, dan efisiensi penggunaan ransum. "Bauhinia sp. dapat menggantikan 100% lamtoro dalam ransum. Terdapat kecenderungan penggunaan 20% Bauhinia dan 20% lamtoro dalam ransum dengan tingkat subsitusi 50% akan meningkatkan pertambahan bobot badan, konsumsi bahan kering, konsumsi air minum, efisiensi peng- gunaan ransum, dan efisiensi penggunaan N; sedangkan ting- kat substitusi 25% akan meningkatkan neraca nitrogen dan kecernaan (walaupun secara statistik tidak nyata). Penge- lompokan domba berdasarkan bobot badan menunjukkan bahwa kelompok I (bobot badan rendah) nyata lebih baik daripada kelompok III (bobot badan tinggi) terhadap efisiensi peng- gunaan ransum dan N (P<0.01) dan tidak nyata terhadap konsumsi bahan kering, konsumsi air minum, pertambahan bobot badan, neraca nitrogen, dan koefisien cerna bahan kering dan bahan organik (P>0.05). Tetapi berdasarkan persen bobot badannya domba dengan bobot badan tinggi lebih efisien menggunakan ransum (5%) daripada domba dengan bobot badan rendah (6%).
Berdasarkan hasil estimasi produksi, tanaman Bauhinia sp. mempunyai produksi daun lebih tinggi daripada lamtoro.