dc.description.abstract | Kebutuhan energi, protein, lemak, dan mineral pada fase sepertiga akhir kebuntingan ternak domba merupakan hal yang harus dipenuhi dengan cukup. Energi yang terkandung dalam bahan makanan terdapat dalam bentuk karbohidrat dan akan dikonversi menjadi glikogen yang merupakan komponen utama pembentukan jaringan hati dan otot. Protein dan lemak merupakan komponen organik yang esensial dalam hidup dan konsentrasinya tinggi dalam jaringan otot hewan. Demikian juga abu atau mineral yang berperan dalam pembentukan rangka tubuh atau tulang tubuh fetus.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui deposisi kandungan bahan kering, abu, lemak serta glikogen dan protein tubuh fetus, yang berfungsi untuk menggambarkan kebutuhan nutrien atau zat-zat makanan bagi pertumbuhan fetus selama periode umur kebuntingan 7 minggu (fase luteal) dan umur kebuntingan 15 minggu (fase plasentasi).
Penelitian ini dilakukan di kandang penelitian FKH-IPB, Laboratorium
Kimia Faali Jurusan Fisiologi dan Farmakologi FKH-IPB, dan Laboratorium
Makanan Ternak Fapet-IPB, dimulai pada bulan September 1995 sampai
dengan bulan April 1996. Rancangan percobaan yang digunakan adalah
Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial (2X2X2), sebagai faktornya
yaitu; perlakuan ransum, fase kebuntingan, dan jumlah fetus dan Rancangan
Acak Kelompok (2X2), dengan perlakuan ransum dan fase kebuntingan. Perlakuan ransum dan fase kebuntingan menunjukkan adanya pengaruh yang sangat nyata (P<0.01) pada kandungan air fetus. Tetapi persentase air dan BK fetus tidak nyata (P>0.05) dipengaruhi pakan dan fase kebuntingan. Interaksi antara pakan dengan fase kebuntingan terhadap kandungan maupun persentase air dan BK tidak nyata (P>0.05). Persentase lemak dan abu dipengaruhi oleh perlakuan ransum (P<0.01). Sedangkan kandungan Gross Energi (GE) tidak dipengaruhi oleh ransum (P>0.05).
Kandungan dan persentase protein serta glikogen tidak dipengaruhi oleh ransum (P>0.05). Fase kebuntingan menunjukkan pengaruh yang nyata (P<0.05) terhadap kandungan glikogen dan protein. Fase kebuntingan juga menunjukkan pengaruh yang nyata (P<0.01) pada persentase protein (P<0.01) tetapi glikogen tidak dipengaruhi (P>0.05), sedangkan perlakuan ransum tidak mempengaruhi persentase protein dan glikogen (P>0.05). Hubungan antara faktor pakan dan fase kebuntingan terhadap kandungan dan persentase protein serta glikogen tidak menunjukkan adanya interaksi (P>0.05). | id |