Pengaruh pemberian tepung dan ekstrak limbah udang terhadap performans ayam jantan petelur dan buras jantan
View/ Open
Date
1993Author
Gumanti DLT, Faisal
Ahmad, Baihaqi H.
Kompiang, I Putu
Metadata
Show full item recordAbstract
Diversifikasi penyediaan dan penggunaan bahan makanan ternak antara lain dengan memanfaatkan bahan makanan yang belum lazim dalam rangka pemeliharaan pengembangan ayam. Dengan demikian diharapkan akan diperoleh harga relatif lebih murah, tersedia terus menerus dan berkualitas baik.
Limbah udang merupakan hasil sampingan dari industri pengolahan udang. Berdasarkan kandungan protein dan mine- ralnya, dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan. Untuk lebih meningkatkan nilai manfaatnya dilakukan pengolahan secara fisik yaitu pembuatan jadi tepung dan secara ki- miawi dengan pengekstraksian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penga- ruh penggunaan limbah udang sebagai bahan pakan terhadap performans ayam jantan petelur dan buras jantan.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ternak Ayam Balai Penelitian Ternak Ciawi selama 10 minggu, mulai Desember 1992 sampai dengan Maret 1993 dengan menggunakan 43 ekor ayam jantan petelur Strain Hy line dan 48 ekor buras jantan.
Ransum perlakuan terdiri dari tiga macam, yaitu ransum R1 mengandung 0% limbah udang, R2 mengandung 5.24% tepung limbah udang, dan R3 mengandung 13.50% ekstrak limbah udang.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Leng- kap pola Faktorial 2x3 dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah strain ayam, dan faktor kedua adalah perlakuan ransum.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ransum sangat berpengaruh nyata (P<0.01) terhadap pertambahan bobot badan, bobot badan akhir, konsumsi dan konversi ransum, sedangkan strain dan interaksi ransum dengan strain terhadap PBB, bobot badan akhir, konsumsi, dan konversi ransum tidak berpengaruh nyata (P>0.05).
Berdasarkan Uji Jarak Duncan, ayam jantan petelur dan buras jantan yang diberi perlakuan ransum R2 dan R3 sangat nyata (P<0.01) lebih tinggi rataan PBB, bobot badan akhir dan konsumsi ransum daipada R1. Rataan konversi ransum perlakuan R1 sangat nyata (P<0.01) lebih tinggi dari R2...