Show simple item record

dc.contributor.advisorIskandar, Sjarif Hidajat
dc.contributor.authorDalimunthe, Lukmanul Hakim
dc.date.accessioned2024-05-27T08:08:25Z
dc.date.available2024-05-27T08:08:25Z
dc.date.issued1982
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151760
dc.description.abstractSejak berkembangnya industri rokok kretek di tahun 1930-an, Indonesia secara berangsur-angsur dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa kemampuan Indonesia untuk tetap dikenal sebagai pengekspor utama cengkeh dunia, seperti yang dialami sebelum abad ke 18, telah memudar dan tidak dapat dipertahankan lagi. Produksi Indonesia tidak lagi mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri, sehingga kini Indonesia dikenal sebagai negara yang terus-menerus mengimpor cengkeh. Pemerintah sudah sejak lama menyadari bahwa kekurangan produksi cengkeh di dalam negeri tidak dapat dibiarkan terus. Itulah sebabnya Pemerintah berusaha meningkatkan produksi per satuan luas (intensifikasi) maupun dengan perluasan areal pertanaman (ekstensifikasi). Namun usaha- usaha itu belum menampakkan hasil yang memuaskan. Dengan melihat adanya sedikit keberhasilan usaha dalam perluasan areal dan melihat timbulnya minat yang cukup besar dari pihak swasta maupun masyarakat. dalam menanam cengkeh, Pemerintah pada tahun 1968 mencanangkan bahwa swasembada cengkeh akan bisa dicapai tahun 1980 yang lalu. Akan tetapi kenyataannya target swasembada tahun 1980 itu tetap belum bisa dicapai meskipun berbagai upaya dan dana telah dikerahkan. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPengelolaan tanah rakyat oleh proyek pengembangan cengkeh dalam rangka program diversifikasi kopi di Lampungid
dc.titlePengelolaan tanah rakyat oleh proyek pengembangan cengkeh dalam rangka program diversifikasi kopi di Lampungid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record