Pengelolaan tanah rakyat oleh proyek pengembangan cengkeh dalam rangka program diversifikasi kopi di Lampung
View/ Open
Date
1982Author
Dalimunthe, Lukmanul Hakim
Iskandar, Sjarif Hidajat
Metadata
Show full item recordAbstract
Sejak berkembangnya industri rokok kretek di tahun 1930-an, Indonesia secara berangsur-angsur dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa kemampuan Indonesia untuk tetap dikenal sebagai pengekspor utama cengkeh dunia, seperti yang dialami sebelum abad ke 18, telah memudar dan tidak dapat dipertahankan lagi. Produksi Indonesia tidak lagi mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri, sehingga kini Indonesia dikenal sebagai negara yang terus-menerus mengimpor cengkeh.
Pemerintah sudah sejak lama menyadari bahwa kekurangan produksi cengkeh di dalam negeri tidak dapat dibiarkan terus. Itulah sebabnya Pemerintah berusaha meningkatkan produksi per satuan luas (intensifikasi) maupun dengan perluasan areal pertanaman (ekstensifikasi). Namun usaha- usaha itu belum menampakkan hasil yang memuaskan.
Dengan melihat adanya sedikit keberhasilan usaha dalam perluasan areal dan melihat timbulnya minat yang cukup besar dari pihak swasta maupun masyarakat. dalam menanam cengkeh, Pemerintah pada tahun 1968 mencanangkan bahwa swasembada cengkeh akan bisa dicapai tahun 1980 yang lalu. Akan tetapi kenyataannya target swasembada tahun 1980 itu tetap belum bisa dicapai meskipun berbagai upaya dan dana telah dikerahkan. ...