Show simple item record

dc.contributor.advisorMansjur, Aviev
dc.contributor.authorYahya, Rafjon
dc.date.accessioned2024-05-27T08:03:57Z
dc.date.available2024-05-27T08:03:57Z
dc.date.issued1982
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151758
dc.description.abstractEmpat pohon kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) untuk pertama kalinya dimasukkan ke Indonesia pada tahun 1848 didatangkan dari Afrika, negeri asalnya dan ditanam di Kebun Raya Bogor. Dari empat pohon inilah berkembangnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia (Anonim, 1975). Hartley (1967) berpendapat kelapa sawit akan tumbuh baik pada daerah-daerah dengan curah hujan lebih kurang 2 000 mm per tahun yang terbagi merata sepanjang tahun, dengan lama penyinaran 5 sampai 7 jam tiap hari, suhu antara 22°C sampai 32°C dan keasaman tanah dengan pH 4 sampai 6.5. Selanjutnya Kartasasmita (1974) menyebutkan rata rata curah hujan di Sumatera Utara 2 487 mm per tahun dengan penyebaran merata, rata-rata suhu udara 26°C, lama penyinaran 6.9 jam per hari dan, pH tanah berkisar antara 4.5 sampai 6.4. Di samping iklim dan tanah daerah Sumatera Utara yang cocok untuk pengusahaan kelapa sawit, sifat sifat yang menguntungkan dari kelapa sawit menjadikan Sumatera Utara sentra pengusahaan kelapa sawit yang berkembang pesat. Sifat-sifat yang menonjol dari kelapa sawit tersebut adalah: ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPengusahaan kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq ) di kebun Pabatu PT. Perkebunan VI tebing tinggi Deli Sumatera Utaraid
dc.titlePengusahaan kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq ) di kebun Pabatu PT. Perkebunan VI tebing tinggi Deli Sumatera Utaraid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record