Pengusahaan kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq ) di kebun Pabatu PT. Perkebunan VI tebing tinggi Deli Sumatera Utara
Abstract
Empat pohon kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) untuk pertama kalinya dimasukkan ke Indonesia pada tahun 1848 didatangkan dari Afrika, negeri asalnya dan ditanam di Kebun Raya Bogor. Dari empat pohon inilah berkembangnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia (Anonim, 1975).
Hartley (1967) berpendapat kelapa sawit akan tumbuh
baik pada daerah-daerah dengan curah hujan lebih kurang
2 000 mm per tahun yang terbagi merata sepanjang tahun,
dengan lama penyinaran 5 sampai 7 jam tiap hari, suhu antara 22°C sampai 32°C dan keasaman tanah dengan pH 4 sampai 6.5. Selanjutnya Kartasasmita (1974) menyebutkan rata
rata curah hujan di Sumatera Utara 2 487 mm per tahun dengan penyebaran merata, rata-rata suhu udara 26°C, lama
penyinaran 6.9 jam per hari dan, pH tanah berkisar antara
4.5 sampai 6.4. Di samping iklim dan tanah daerah Sumatera Utara yang cocok untuk pengusahaan kelapa sawit, sifat
sifat yang menguntungkan dari kelapa sawit menjadikan Sumatera Utara sentra pengusahaan kelapa sawit yang berkembang
pesat. Sifat-sifat yang menonjol dari kelapa sawit tersebut adalah: ...