Penggunaan ekstrak biji karet (Hevea brasiliensis) sebagai zat pembius ikan klon (Amphiprion percula) pengganti potasium sianida dan pengaruhnya terhadap anemon piring
View/ Open
Date
2002Author
Darwis, Mohamad
Suwandi, Ruddy
Setyaningsih, Iriani
Metadata
Show full item recordAbstract
Penangkapan ikan dalam ekosistem terumbu karang merupakan daya tarik bagi para nelayan terutama untuk kebutuhan ekspor. Perdagangan ikan karang hidup di Asia Tenggara telah mencapai nilai 1,2 milyar US$ per tahunnya. Ekspor ikan konsumsi mencapai 1 juta US per tahun dengan pasar utamanya ialah Hongkong dan perdagangan ikan hias dapat mencapai lebih dari 200 juta US per tahun dengan pasar utamanya adalah Amerika Serikat dan Eropa serta negara importir terbesar adalah Filipina dan Indonesia.
Penangkapan ikan dengan menggunakan potasium sianida itu sendiri sangatlah mudah, pertama-tama nelayan menghancurkan dalam bentuk pellet lalu dimasukkan ke dalam botol penyemprot yang diisi dengan air laut. Kemudian mereka menyelam kedalam ekosistem terumbu karang dimana ikan bersembunyi. Sianida mampu membuat ikan pingsan sehingga mudah untuk ditangkap, tetapi penangkapan ikan dengan potasium sianida ternyata sangat merusak ekosistem terumbu karang. Persentase yang besar dari ikan yang ditangkap hidup menjadi mati pada saat dipindahkan akibat keadaan yang lemah akibat racun yang berarti lebih banyak lagi ikan yang harus ditangkap dari pada yang dibutuhkan, sianida juga membunuh terumbu dan invertebrata karang bersama dengan ikan yang bukan sasaran para nelayan.
Penggunaan zat anestesi yang ramah lingkungan merupakan salah satu solusi dalam penagkapan ikan. Senyawa bioaktif yang terkandung dalam biji karet memiliki potensi untuk digunakan sebagai zat anestesi dalam proses penangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak biji karet yang paling berpengaruh terhadap pembiusan ikan klon dan anemon piring melalui pengujian bioassay. Metode ini dilakukan dengan cara melihat respon yang...
Collections
- UT - Aquaculture [2038]