Analisis Produksi dan Harga Pokok Produk Gondorukem dan Terpentin : Studi Kasus Di Pgt Winduaji Kph Pekalongan Barat Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah
View/ Open
Date
1995Author
Mashar, M. Chamin
Sanim, Bunasor
Sitorus, Panggabean
Metadata
Show full item recordAbstract
Geladikarya di PGT Winduaji, KPH Pekalongan Barat bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi PGT Winduaji; menganalisis struktur biaya dan penentuan harga pokok produk (HPP), serta merumuskan alternatif pemecahan masalah dan implementasinya. Metode yang digunakan adalah analisis terhadap laporan-laporan produksi dan keuangan serta permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan yang diselenggarakan PGT Winduaji.
KPH Pekalongan Barat dengan luas kawasan hutan 40,778.1 Ha dan berupa kelas perusahaan hutan pinus seluas 27,601.3 Ha. Areal produktif untuk sadapan (KU III s/d VI) ada 16,058.3 Ha dengan perkiraan potensi produksi getah sebanyak 13,384,432 ton per tahun.
PGT Winduaji yang mempunyai tujuan antara lain meman- faatkan potensi produksi getah KPH Pekalongan Barat dibangun tahun 1989 mempunyai kapasitas produksi terpasang 9,000 ton per tahun. Target produksi yang ditetapkan Perum Perhutani Unit I sejak mulai beroperasi tahun 1990 sampai dengan tahun 1993 PGT Winduaji baru mencapai 74.18% dari kapasitas pabrik.
PGT Winduaji berproduksi 24 hari tiap bulan atau 288 hari pertahun. Produktivitas harian berfluktuasi antara 1.8 ton hingga 43.2 ton per hari, produksi pabrik rata-rata seharusnya 31.25 ton per hari. Rendemen gondorukem 69.00, terpentin 11.25 dan serasah 2.64. Rendemen gondorukem mutu WW masih rendah, yaitu 43.71%, selebihnya mutu WW sebesar 53.76 dan mutu N sebesar 0.53. Produk- si yang rendah karena jatah (alokasi) penyediaan getah oleh Perum Perhutani yang masih rendah, baru 49.7% dari total produksi getah KPH Pekalongan Barat. Fluktuasi pro- duksi yang tinggi akibat penyediaan, baik jumlah dan mutu yang tidak teratur.
Produktivitas penyadapan getah di KPH Pekalongan Barat baru 83.40 dari luas durol produktif dan jumlah hasil sadapan sebesar 86.20% dari target, meskipun target ini masih 20 %-50% di bawah hasil penelitian Perhutani dan Fakultas Kehutanan IPB tahun 1991 sebesar 1,026-1.749 ton/Ha/tahun. Getah yang diterima PGT Wionduaji tahun 1993 terdiri dari 6,230,916 kg (93.33%) mutu A dan 444,925 kg 16,671) mutu B. Namun menurut kriteria PGT Winduaji getah tersebut dibedakan menjadi mutu A₁ tidak ada, 3,782,213 kg (56.45) getah mutu A2, 2,448,992 kg (36.68%) mutu A3 dan 444,925 kg (6.67%) mutu B. Getah sebagian besar dipasok dari tiga BKPH terdekat dengan lokasi PGT, yaitu, BKPH Salem (39.25%), BKPH Bantarkawung (28.29%) dan BKPH Peguyangan (14.85%)。
IB University ktur biaya produksi gondorukem dan terpentin di PGT Winduaji terdiri dari biaya bahan baku (54.35%), ba- han penolong proses dan produk (16.64%), bahan bakar, pelumas dan listrik (7.21), upah langsung dan tidak dst..
Collections
- MT - Business [1570]